Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Umbi Talas Manjur untuk Diabetes?

15 November 2018   12:34 Diperbarui: 15 November 2018   12:48 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ibu saya baru saja meninggal tahun ini dalam usia 83 tahun. Namun sejak dinyatakan dokter mengidap diabetes, dia selalu makan umbi talas yang direbus. Waktu masih hidup, ke manapun ibu bepergian dia selalu membawa atau membelikan umbi talas yang direbus. Ibu cukup lama lama bertahan hidup dengan kedisiplinannya makan umbi talas itu. Tentu banyak makanan yang cocok buat penderita diabetes seperti sayur bayam, ubi rebus, dan lain-lain. Namun kali ini kita pusatkan tentang umbi talas.

Tapi sebelumnya kita pahami dulu apa itu diabetes. Seperti dokter jelaskan bahwa kandungan gula dalam darah kita ada ukurannya yang baik. Jika kelebihan atau kekurangan gula dalam darah kita, maka kita kita akan mengalami gangguan kesehatan. Diabetes pada umumnya akibat kelebihan gula dalam darah. Diabetes terjadi ketika tubuh kita tidak mampu menggunakan gula darah (glukosa) dengan baik sehingga penderita diabetes memiliki gula darah yang tinggi atau hiperglikemia.

Apakah diabetes disebabkan karena mengkonsumsi gula terlalu banyak? Pada umumnya anggapan orang demikian. Namun sebenarnya ada penyebab lain misalnya saat tubuh kita tidak mampu menghasilkan dan menggunakan insulin secara baik. Insulin diproduksi dalam salah satu organ tubuh kita yakni pankreas yang kemudian akan dilepaskan ke dalam darah. Jika produksi insulin tidak mencukupi, maka gula atau glukosa yang seharusnya diubah menjadi tenaga dengan oleh insulin akan menumpuk dalam darah. Maka terjadilah diabetes yakni ketika kadar glukosa dalam darah melebihi 200 mg/dL.

Ada wanita hamil yang mengalami diabetes karena hormon yang diproduksi saat hamil dapat mengganggu insulin sehingga menimbulkan gula darah yang tinggi. Tapi yang paling sering disebutkan factor keturunan (Genetika). Biasanya keturunan orang dengan diabetes memiliki risiko terkena diabetes yang lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki keturunan diabetes. Namun dengan pola makan yang baik dan olah raga yang teratur faktor keturunan itu bisa diatasi. Artinya tidak selalu keturunan orang dengan diabetes akan mengalami diabetes juga.

Kembali pada makanan umbi talas yang katanya baik untuk diabetes. Tanaman talas (Colocasia esculenta) cukup mudah tumbuh di tanah air, dan hampir di seluruh pasar bisa kita temukan. Bagi orang dengan diabetes talas dapat digunakan sebagai pengganti nasi untuk menjadi sumber karbohidrat.

Menurut Direktorat Gizi Kementerian Kesehatan, umbi talas mengandung serat yang cukup tinggi, kadar lemak yang rendah, dan bebas gluten. Dalam setiap 100 gram talas yang dijadikan tepung akan mengandung nutrisi 104 kalori, protein 1,9 gram, lemak hanya 0,2 gram.

Umbi talas ini sudah dibuktikan memiliki Indeks Glikemik (GI) yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber beras dan kentang. Jadi itu mungkin penyebabnya ibu cukup lama bertahan dengan selalu mengonsumsi umbi talas dan rasanyapun katanya jadi enak juga karena sudah terbiasa.

Semoga kita bebas dari diabetes dengan pola makan yang baik dan olah raga yang teratur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun