Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ternyata Ada Ratusan "Bali" di Sini

5 November 2018   15:32 Diperbarui: 6 November 2018   13:12 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal pulau dewata Bali, daerah wisata terkemuka di Indonesia saat ini? Namun tidak banyak yang tahu bahwa Indonesia ternyata memiliki ratusan daerah wisata yang tak kalah indahnya dengan Bali di wilayah Indonesia lainnya. 

Pemandangan indah dari salah satu hotel di Labuan Bajo, 1 November 2018 (dok. pribadi).

Kita lihat saja di provinsi yang secara resmi memiliki lebih dari 550 pulau (pada hal ada 1.192 pulau dan baru 508 pulau menurut Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) yang memiliki nama) yakni Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan ibu kota Kupang. Dari 550 pulau itu hampir semuanya indah menakjubkan. Misalnya pulau Flores. Tahukah kita bahwa di pulau itulah gunung Tambora dan danau Kelimutu yang sering disebut dengan danau tiga warna? Tahukah kita bahwa di pulau itu jugalah Labuan Bajo yang indah? Di provinsi itu pula pulau Komodo, tempat binatang komodo, kadal terbesar di dunia.

Sangat tepat jika Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Andreanus Nae Soi periode 2018-2023 yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo, 5 September 2018 menjadikan pariwisata sebagai penggerak utama (prime mover) bagi pemberdayaan ekonomi rakyat NTT. Namun sebaiknya pemerintah pusat dan seluruh masyarakat Indonesia juga harus mendukung ini, sehingga provinsi yang pernah disebut terjebak dalam kondisi "kemiskinan sepanjang masa," bisa terlepas dari kemiskinan itu. Kementerian Pariwisata perlu mendukung wilayah ini dengan berbagai pemikiran.

Di provinsi inilah pulau Komodo yakni satu dari tujuh keajaiban alam baru (one of the new 7 wonders of nature), bersama Halong Bay, Vietnam; Jeju Island, Korea; The Amazon, Amerika Latin; air terjun Iguazu Argentina/Brazil; Puerto Princesa Underground River, Filipina; dan Table Mountain, Afrika Selatan.

Keindahan alam itu merupakan fakta atau kenyataan. Menjadikannya bermanfaat atau menghasilkan uang atau penggerak utama (prime mover) merupakan soal lain yang memerlukan kecerdasan dan banyak pemikiran.

Apa yang bisa dipetik dari negara lain seperti Italia yang bisa menarik banyak turis ke negerinya? Hanya dalam tiga bulan saja yakni Juni, Juli dan Agustus 2017 misalnya 48.300.000 orang turis yang menginap di hotel-hotel di Italia. Sementara sepanjang tahun seluruh turis yang datang ke Indonesia belum bisa sebanyak itu, apalagi yang datang ke NTT. Padahal tempat menarik sesungguhnya jauh lebih banyak di Indonesia.

Provinsi NTT jika ingin menarik banyak turis harus bekerja keras dan cerdas. Tentu hotelnya harus dibuat bersih, bagus dan menyenangkan, serta pelayanannya profesional. Hotel-hotel di Eropa pada intinya hanya tempat menginap atau istirahat agar bisa melakukan kegiatan wisata. Namun pelayanannya dibuat sangat profesional sehingga para tamu tidak keberatan membayar dengan harga yang sudah ditetapkan, yang jauh lebih mahal dari pada sewa hotel di Indonesia.

Agar banyak turis yang mau datang ke NTT, maka sebaiknya pantai di seluruh NTT dibuat terbuka untuk umum. Kita harus belajar dari Bali dan tempat lain di Indonesia yang mengizinkan tempat wisata diberikan kepada pihak swasta seperti hotel. Jika pemerintah NTT membuat aturan baru misalnya menetapkan minimal 100 meter dari pantai harus untuk digunakan umum, maka turis akan bisa menikmai keindahan alam di NTT. Apalagi jika bisa dibangun tempat jalan kaki atau jogging yang nyaman, maka para turis akan betah berlama-lama tinggal di hotel sambil berjalan kaki atau berlari beberapa hari. Apalagi di sekitarnya dibangun restoran dan warung kopi (cafetaria) yang bersih dan pantas. 

Melihat menara miring Pisa di Italia cukup hanya beberapa menit saja sebenarnya. Namun banyak turis yang berlama-lama karena ada lapangan hijau yang luas dan menarik dan restoran atau kafetaria yang baik di sekitarnya. Informasi tentang menara miring itu pun dibuat dengan menarik. Tentu di NTT pun harus bisa dibuat informasi dan fasilitas menarik yang bisa dinikmati para turis.

Ratusan tempat wisata seperti Bali bisa diciptakan di NTT kalau kita mau. Labuan Bajo di ujung pulau Flores sudah mulai menunjukkan tanda-tnda ke arah itu. Banyak hotel baru yang sedang dibangun di wilayah ini. Para turis yang ingin ke pulau Komodo dan pulau Rinca untuk melihat komodo, dapat merasa lebih nyaman dan lebih lama di Labuan Bajo ini. Semoga di bawah kepemimpinan dua mantan anggota DPR RI provinsi NTT bisa mewujudkan "Bali-Bali" baru di kawasan itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun