Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mungkinkah Mencegah Kecelakaan Pesawat?

29 Oktober 2018   13:10 Diperbarui: 29 Oktober 2018   16:10 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memang pepatah mengatakan bahwa untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tapi jatuhnya pesawat Lion JT 601 menambah lagi senarai atau daftar kecelakaan yang dialami pesawat Indonesia.

Lion Air JT 610 berangkat dari bandara Soekarno-Hatta Cengkareng Jakarta pukul 06.20 dengan 189 orang yakni 178 penumpang dan kru pesawat dan sedianya pukul 07.20 mendarat di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, namun pukul 06.33 JT 610 kehilangan kontak dengan bandara. Pukul 09.30 dinyatakan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

Sebenarnya maskapai penerbangan Lion Air sudah diakui kelaikannya oleh Uni Eropa. Dalam laman Uni Eropa tanggal 4 Juni 2017, Uni Eropa hanya menyetujui tujuh maskapai penerbangan Indonesia yang memenuhi persyaratan standar internasional dan diperkenankan untuk terbanag ke Eropa termasuk :Lion Air yakni Garuda Indonesia, Airfast Indonesia, Ekspres Transportasi Antarbenua, Indonesia Air Asia, Citilink, Lion Air dan Batik Air.

Kemudian bulan Juni 2018, Uni Eropa mencabut larangan untuk seluruh maskapai penerbangan Indonesia. Dengan kata lain semua maskapai penerbnagan Indonesia sudah dianggap memenuhi persyaratan internasional.

Saat itu Menteri Perhubungan Budi Karya menyebutkan bahwa pencabutan larangan terbang ke Uni Eropa ini bakal berdampak positif sisi bisnis karena orang-orang dari berbagai negara, khususnya Uni Eropa akan percaya dengan penerbangan Indonesia sehingga bisnis penerbangan bakal tumbuh lebih baik.

Dari sisi layanan, Menteri Perhubungan mengatakan bahwa maskapai penerbangan dalam negeri sudah mendapatkan pengakuan dari Uni Eropa namun tetap berhadarp agar terus bisa meningkatkan kualitas dari maskapai penerbangan dalam negeri.

Lion Air dalam lima tahun terakhir sudah lima kali mengalami kecelakaan, walaupun baru kali ini mengalami kecelakaan yang menimbulkan korban. Tanggal 13 April 2013 misalnya Pesawat Lion Air Boeing 737-800 dengan rute penerbangan Bandara Husein Sastranegara di Bandung menuju Bandara Ngurah Rai di Bali, mengalami kecelakaan saat hendak mendarat pada Sabtu, 13 April 2013. 

Pilot Mahlup Ghazali dan Kopilot asal India Chirag Kalra, jatuh ke laut dan menyebabkan badan pesawat patah menjadi dua bagian. Dari hasil penyelidikan, sang pilot terindikasi positif narkoba.

Tanggal 19 April 2013 Pesawat Boeing 737-900 milik Lion Air dengan tujuan Denpasar -- Jakarta, mendadak berhenti saat akan mengudara di ujung landasan Bandar Udara Ngurah Rai, namun tidak ada korban jiwa. Tanggal 29 April 2018 Pesawat Lion Air JT 892 yang terbang dari Makassar, Sulawesi Selatan menuju Gorontalo tegelincir di Bandara Jalaluddin Tantu, Gorontalo pada Minggu 29 April 2018 tergelincir saat mau mendarat, namun tidak ada korban jiwa. 

Tanggal 6 Agustus 2018 Pesawat Lion Air JT892 tergelincir saat mendarat di Bandara Jalaluddin Tantu, Gorontalo malam karena tiga ekor sapi yang ada di landasan, sehingga pesawat keluar landasan, namun tidak menimbulkan korban jiwa, dan sekarang, Lion Air JT 610 dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang terjatuh 13 menit setelah mengudara dari Bandara Soekarno Hatta.

Setiap ada kecelakaan angkutan transportasi, seperti yang dialami Lion JT 610 ini, kiranya semua angkutan transportasi Indonesia perlu lebih sungguh-sungguh lagi untuk meningkatkan keselamatan dan pelayanannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun