Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Melindungi Negeri dari Kejahatan Pariwisata?

9 Oktober 2018   14:32 Diperbarui: 10 Oktober 2018   11:10 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Turis Swiss diperkosa di Bali Tahun 2017, korban bernama CM (21) asal Swiss mengaku telah diperkosa oleh tiga pemuda lokal yakni I Made YU (21), I Gede KK (24), dan I Gede RS (27). Ketiga pemuda itu dilaporkan ke Polsek Nusa Penida. Perkosaan dilakukan di sebuah warung yang terletak di Desa Batununggul, Nusa Penida.

Turis Denmark juga diperkosa di Sumatera Barat pada April Tahun 2018. Turis itu bernama SL (24). Kejadiannya di di Pulau Nyangnyang, Desa Pasakiat Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada Selasa 24 April 2018. Kejadian berawal saat korban berjalan kaki di pinggir pantai dan hendak pergi ke Mentawai Surf Camp. Pelaku bernama Parmainan Sababalat (24) mencegat korban dan mengancam korban dengan sepotong kayu. Turis cantik itu ditarik ke semak-semak dan disitulah ia diperkosa. Korban teriak dan didengar warga sehingga pelaku dapat ditangkap.

Walaupun keamanan turis merupakan hal yang umum terjadi di seluruh dunia, namun sebaiknya pariwisata di Indonesia berupaya membebaskan dirinya dari tindakan kejahatan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat seperti TNI dan Polri, PNS, tokoh agama dan masyarakat agar jangan sampai terjadi kejahatan terhadap turis di tempat wisata.

Bila perlu kaum muda boleh membentuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) tentang pelindungana turis (Tourist Protection Watch) guna mencegah kejahatan terhadap turis.

Tapi orang-orang  yang bekerja di pemerintahan, mulai dari Kementerian Pariwisata maupun di Dinas Pariwisata daerah sudah saatnya tidak duduk manis di kantor. Mereka harus rajin "blusukan" sehingga turis bisa merasa aman dan nyaman di tempat wisata. Misalnya memberikan pelatihan atau penyuluhan kepada para pedagang, para pemandu wisata, serta ikut menjaga keamanan dan ketertiban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun