Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Kita Perlu Belajar?

4 Juli 2018   13:17 Diperbarui: 4 Juli 2018   13:39 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Yang perlu dipelajari adalah semua persoalan yang dihadapi bangsa atau rakyat agar dapat memperoleh pengetahuan atau keahlian untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut. 

Sebagai contoh, pihak yang berwenang perlu mempelajari mengapa banyak kecelakaan yang terjadi waktu mudik, sehingga diharapkan akan muncul jalan keluar untuk mengatasinya agar tidak terulang lagi di musim mudik mendatang. 

Kalau terjadi kemacetan, harus dipelajari penyebabnya dan dicari jalan keluarnya agar jalan lebih lancar. Jika hari ini terjadi banjir, harus dipelajari mengapa itu terjadi agar waktu berikutnya tidak boleh lagi terjadi banjir. 

Hanya orang yang tidak mau belajarlah yang mengatakan bahwa tidak mungkin ditemukan jalan keluar atas persoalan yang ada! Sebenarnya disadari atau tidak, banyak kemajuan yang kita nikmati sebagai hasil dari pembelajaran. 

Pelaksanaan pemilu misalnya dari waktu ke waktu semakin baik karena mau belajar dari pemilu sebelumnya. Banyaknya pemenang medali di berbagai olimpiade sains dan teknologi di luar negri juga sebagai hasil dari pembelajaran.Kita juga bisa belajar agar tidak terjebak mempelajari hal-hal negatif yang tidak perlu. 

Misalnya kita tidak perlu belajar bagaimana caranya membenci, menyusahkan, mencelakakan, atau memusnahkan orang lain seperti dalam kasus perampokan telepon genggam tadi. Itu semua tidak ada gunanya dipelajari; hanya buang-buang waktu dan tenaga.

Belajar dari Sejarah/Pembukaan UUD 1945. Dari sejarah kita belajar, bahwa Indonesia itu suatu Negara yang sungguh beruntung. Merenungkan ungkapan para pendiri negara dalam pembukaan UUD 1945 saja sungguh menunjukkan bahwa para pendiri negara ini adalah orang-orang yang sungguh terpelajar. 

Dalam keadaan yang serba sangat kekurangan dan di dalam suasana penindasan penjajah, para pendiri negara ini mampu belajar dengan baik dan akhirnya dapat merumuskan cita-cita negara Indonesia. 

Ketika memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, para pendiri bangsa menyatakan bahwa apa yang dilakukan ini adalah baik dan merupakan hak. "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa."  

Inilah dasar pemikiran mengapa Indonesia merdeka. Walaupun bisa saja mereka mengatakan "pokoknya merdeka, tanpa ada alasan," tetapi dari ungkapan dalam Pembukaan itu terlihat bahwa para pendiri negeri ini adalah orang-orang cerdas dan terpelajar sehingga sampai saat ini pun dasar argumentasi mereka masih tetap relevan. Ini hanya sekelumit pembelajaran yang bisa kita petik dari Pembukaan UUD 1945 tersebut. 

Kondisi rakyat Indonesia saat ini seperti berada di persimpangan jalan yang harus memilih antara belajar yang baik dan buruk; bahkan sebagian sudah telanjur memilih belajar yang buruk. Sebagai contoh, ada yang belajar membuat bom lalu meledakkan tempat-tempat tertentu seperti di Bali, Poso, Jakarta, Surabaya dan lain-lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun