Di Malaysia, pekerja rumah tangga memperoleh penghasilan hanya sekitar 1.000 ringgit atau Rp 3,4 juta per bulan.
Seandainya anggaran yang ratusan miliar yang dikeluarkan di Bali itu digunakan untuk menolong "Adelina-Adelina" yang ada di dunia ini, tentunya nasib mereka akan jauh lebih baik. Apalagi disebutkan masih ada 2,5 juta warga negara Indonesia yang bekerja di Malaysia.
Mungkinkah seluruh kantor perwakilan Indonesia di luar negeri bisa ikut memberi perlindungan untuk mencegah kasus-kasus Adelina Sau? Seharusnya dengan era telepon genggam dan whatsapp ini kasus Adelina Sau bisa dicegah jika semua pihak mau bekerjasama.Â
Badan Penenempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Provinsi, Kementerian Hukum dan HAM yang membawahi Ditjen Imigrasi harus bisa bekerja sama untuk mencegah kasus TKI yang menderita di luar negeri.
Kita tidak tahu siapa yang akan datang dari Malaysia dalam pertemuan IMF di Bali nanti. Menteri Keuangan yang juga PM Najib Razak atau Menteri Keuangan II Johari Abdul Ghani.Â
Kita juga tidak tahu apakah Menteri Keuangan Sri Mulyani tepat mengimbau Malaysia untuk  lebih memanusiakan tenaga kerja asal Indonesia yang 2,5 juta orang di Malaysia itu.Â
Nampaknya Malaysia sangat menikmati sikap baik dan sopan para pejabat Indonesia ketika berhadapan dengan perlindungan TKI di Malaysia.
Semoga kasus pilu seperti yang dialami Adelina Sau, anak berusia 19 tahun dan di bawah umur, harus mati mengenaskan di luar negeri tidak pernah terjadi lagi dalam hidup anak-anak Indonesia karena pemerintah Indonesia sudah lebih peduli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H