Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sri Mulyani, IMF, dan Adelina Sau

27 Februari 2018   16:32 Diperbarui: 27 Februari 2018   17:02 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pertemuan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), organisasi keuangan dunia dengan 189 negara anggota, akan segera diadakan di Bali bulan Oktober 2018. Para Menteri keuangan dunia dan sekitar 15 ribu orang peserta akan hadir. Diperkirakan ratusan miliar dolar akan dibelanjakan selama pertemuan internasional yang akan dibuka oleh Presiden Jokowi itu.

Indonesia menjadi anggota IMF itu tanggal 15 April 1954 namun menarik diri tanggal 17 Agustus 1965 sesuai dengan keputusan Presiden Soekarno yang membuat keputusan unik dan satu-satunya di dunia, yakni mengundurkan diri dari PBB karena PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Namun tanggal 21 Februari 1967 Indonesia diterima kembali sebagai anggota IMF setelah Presiden Soekarno digantikan oleh Presiden Soeharto.

Itu juga mengingatkan Menteri Keuangan kita Sri Mulyani Indrawati yang sempat bekerja di World Bank dengan gaji ratusan juta rupiah, dan baru saja tahun 2018 ini dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik di dunia, ya di dunia. 

Wajar saja kalau muncul pertanyaan "Bagaimana mungkin negeri yang pernah dijajah ratusan tahun dan baru merdeka 72 tahun dapat melahirkan seorang menteri kuangan terbaik di dunia?" Kita tidak tahu jawabannya dan kita harus berbangga.

Namun sambil mengikuti kemajuan yang dialami negeri tercinta Indonesia ini, kesederhanaan presiden Jokowi dalam memimpin pemerintahan, dan kesempatan pertama yang dipegang Indonesia untuk menjadi tuan rumah pertemuan menteri keuangan seluruh dunia di Bali tahun 2018 itu, sulit menghilangkan kepedihan hati saat mengingat nasib seorang wanita muda Indonesia yang bekerja di Malaysia namun harus kembali sebagai mayat yang mengenaskan. Dia diperlakukan kejam dan sadia oleh majikannya sendiri.

Kenapa harus dikaitkan nasib Adelina dan Sri Mulyani dan pertemuan IMF ini? Sebenarnya tidak harus dikaitkan. Tapi ada bau tidak sedap yang tidak terlalu jauh dari Bali bahkan tercium hingga ke Malaysia.

Adelina Sau, anak perempuan berusia 19 tahun asal Desa Abi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) tanggal 10 Februari 2018, dilaporkan kepada aparat penegak hukum Malaysia di Sebrang Prai Tengah, Penang mengalami penganiayaan. 

Aparat Malaysia kemudian mendatangi lokasi kejadian dan langsung membawa Adelina, yang saat itu dalam kondisi kritis, ke Rumah Sakit Bukit Mertajam, Malaysia. Setelah menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit, Adelina Sau akhirnya meninggal dunia esoknya tanggal 11 Februari 2018.

Sambil mento song pertemuan IMF nanti, bolehlah kita renungkan nasib dua wanita Indonesia itu: Sri Mulyani dan Adelina Sau.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati memiliki semangat tinggi untuk memajukan negaranya, demikian juga tentunya juga Adelina Sau.

Namun ada perbedaan kontras antara Sri Mulyani yang berhasil menikmati pendidikan hebat bahkan pernah bekerja di luar negeri dengan gaji ratusan juta rupiah per bulan, sementara Adelina walaupun bekerja di luar negeri namun gajinya setahun masih terlalu kecil dibandingkan dengan gaji sebulan Sri Mulyani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun