Melihat orang mencari makanan di tempat sampah dan kemudian langsung memakannya bagi sebagian orang sepertinya hal yang hampir mustahil.Â
Namun bagi orang yang hidup di jalanan di kota Jakarta, dan kota besar lainnya itu bukan pemandangan yang aneh.Â
Tulisan ini mencoba menjembatani antara kebutuhan orang yang sangat membutuhkan makanan dan orang yang tidak berkeberatan untuk menyisihkan sedikit dari miliknya untuk membantu orang yang kurang beruntung itu.
Sesungguhnya tidak terlalu sulit. Intinya memanfaatkan makanan sisa atau yang akan dibuang, namun masih bersih untuk digunakan sebagai bahan "pengganjal perut" bagi orang-orang yang hidup di jalanan itu. Ini setelah melihat keluarga dosen di negara maju yang setiap minggunya menyediakan sup bagi sekitar seratus orang.
Sebenarnya jiwa sosial orang Indonesia itu sangat tinggi. Dulu sangat dikenal semangat gotong royong untuk membantu orang lain. Kita lihat saja acara kemanusiaan di "Kick Andy" misalnya; banyak orang Indonesia yang sangat peduli untuk menolong sesama. Namun acara sosial ini akan bisa menyentuh lebih banyak orang lagi jika semuanya mau bersatu hati. Â
Bagaimana Caranya?
Pertama perlu dijalin kerjasama dengan pihak yang bisa  membantu. Misalnya bisa dilakukan pemberitahuan kepada para pedagang sayur di Pasar (Induk) agar jangan membuang bagian sayur atau makanan ke tempat sampah, tapi dibuat saja "tempat penampungan" yang nanti setiap hari akan dijemput untuk nanti diolah menjadi makanan bagi orang-orang yang tidak memiliki rumah.Â
Pedagang sayur biasanya akan membuang bagian sayur yang sudah "tua atau layu"; namun sesungguhnya kalau itu dibersihkan masih bisa diolah untuk menjadi makanan. Â Memasak sayur yang merupakan "buangan" para pedagang itu saja sudah lebih baik dari pada makanan di tempat sampah.
Di samping itu ada orang atau perusahaan yang rela memberikan sedikit dana untuk menolong orang yang kurang mampu tadi. Jika bisa disambungkan antara perusahaan yang bersedia membantu itu dengan orang yang mau melakukan kegiatan kemanusiaan itu, maka hasilnya akan sangat berarti. Â
Kerjasama dengan restoran/rumah makan atau toko makanan juga dapat dimanfaatkan. Makanan di tempat sampah yang dimakan itu biasanya sisa-sisa makanan dari restoran/rumah makan.Â
Jika kepada beberapa restoran bisa dikumpulkan makanan sisa sebelum dibuang ke tempat sampah, akan jauh lebih baik kalau dibuat di satu tempat dan nanti disuguhkan atau diolah untuk makanan orang-orang yang membutuhkan.
Kita Dulu Sama
Inilah yang merupakan mimpiku dan suatu saat nanti semoga banyak orang Indonesia yang senang berbagi dengan sesamanya. Kita tentu tidak akan lupa bahwa ketika negeri kita dijajah selama 350 tahun oleh Belanda 80 tahun lalu, kita semua dijajah tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, antar golongan atau warna kulit kita. Kita semua dulu dijajah.Â
Saat ini sebagian dari masyarakat yang sudah merdeka itu masih ada yang hidup terlalu sederhana dan belum bisa mandiri, termasuk yang menunggu makanan di tempat sampah. Dengan mengeluarkan sedikit saja tenaga, materi, dan waktu kita, mereka akan bisa hidup lebih baik.
Perlengkapan Yang Diperlukan
Perlengkapan yang diperlukan sebuah mobil pick up atau mobil untuk membawa bahan makanan dan mengantarkan makanan ke tempat tujuan. Kemudian tempat menampung makanan untuk seratus orang. Lalu 100 piring kertas/plastik untuk para penerima makanan. Sebuah rumah atau dapur sebagai tempat mengolah makanan.
Untuk menjamin agar ini bisa berlangsung lama dan baik perlu sekitar 6-10 orang untuk melakukannya. Mahasiswa, dosen atau siapapun yang punya kemauan bisa melakukan ini.
Indonesia, aku semakin mencintaimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H