Ini pesan tulus ditulis seorang warga biasa yang sangat bersyukur kepada Tuhan atas kehadiran presiden seperti Joko Widodo (Jokowi).
Mungkin terpengaruh melihat kehidupan orang yang sangat berkuasa di zamannya namun ternyata pada akhirnya berakhir juga. Lihat saja Presiden Barack Obama yang sangat dielu-elukan di zamannya, namun kini hanya menjadi warga biasa. Atau Presiden George Bush (Jr), Presiden Bill Clinton, Presiden George Bush (Sr) dan Presiden Jimmy Carter yang dulu sangat dihormati saat berkuasa.
Atau untuk kita di tanah air, Presiden SBY, Presiden Megawati Soekarnoputri, dan Presiden BJ Habibie. Pada akhirnya mereka menjadi warga biasa.
Melihat sepak terjang Jokowi, yang dimulai sejak lulus Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, bahkan ketika masih kecil di pinggiran kota Solo, sungguh kesederhanaan dan kerendahhatian yang menonjol. Pada umumnya orang Indonesia berubah dengan kemajuan yang dialami. Dulu bermain bola plastik untuk sepak bola tapi setelah pejabat kini bermain golf. Dulu makan di warteg setiap hari, kini makan di restoran mewah setelah berhasil.
Tapi lain dengan Jokowi. Setelah merasa cukup sebagai pengusaha mebel dan punya isteri cantik tapi juga sangat sederhana, anak-anak merekapun tak kalah sederhananya, hidup Jokowi tetap saja sederhana. Hobbynyapun memberi makan satwa-satwa di Istana Bogor, rumah yang disediakan negara. Padahal kalau mau bangun rumah mewah pribadi di Cikeas bahkan Cendana, rakyatpun bisa memaklumi.
Kini di tahun 2017, dua tahun menjelang tahun pemilu presiden 2019. Mungkin banyak yang senang dengan Jokowi dan agar terpilih kembali. Tapi pesan seorang warga kepada Jokowi, pesan rakyat yang sudah menikmati kehidupan di bawah kesederhanaannya, tidak perlulah bersusah-susah untuk terpilih kembali. Kami rakyat tidak menutup mata akan kesederhanaan dan kerja kerasmu. Fokus lah menuntaskan kepresidenan hingga tahun 2019. Anggaplah ini saat terakhir sebagai presiden sebab bagaimanapun juga akan berakhir juga.
Jika Jokowi berhasil meningkatkan kinerja pemerintahan hingga tahun 2019 seperti terlihat dalam penetapan harga BBM yang sama hingga ke Papua (pertama sekali dalam sejarah), pembangunan jalan hingga di daerah perbatasan, pembangunan jalan tol (terpanjang dalam sejarah), jembatan, dan berbagai kebutuhan masyarakat lainnya, maka yakinlah  itu jauh lebih bermanfaat daripada strategi kampanye jitu yang ditawarkan banyak pihak. Seperti menjelang pemilu 2014 banyak pakar yang mengatakan sandal jepitpun dipasangkan dengan Jokowi akan menang karena kinerjanya sebagai gubernur dan walikota sudah terlihat dan tak terbendung.
Bahkan seandainya pun tidak terpilih lagi dalam tahun 2019, nama harum Jokowi tidak akan terhapuskan dari sejarah negeri ini. Presiden Soeharto dianggap sederhana namun anak-anaknya yang takut miskin dianggap menjatuhkannya. Namun Jokowi sungguh unik, anak-anaknyapun tak ketinggalan menjadi warga biasa saja. Tentu ini tidak lepas dari keberhasilan Jokowi dan Iriana mendidik dan membesarkan anak-anaknya.
Kami rakyat sudah bosan dengan janji-janji politik namun terlibat dalam korupsi E-KTP dan ungkapan kampanye dengan pidato berapi-api yang belum terbukti dan teruji tapi kami takkan lupa dengan sosok sederhana Jokowi yang pernah menjadi wali kota Solo, gubernur DKI, dan kini Presiden seluruh rakyat Indonesia.
Selamat bekerja, bekerja dan bekerja Jokowi, Presiden kami rakyat Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H