Pencantuman label kadaluwarsa barang-barang di toko sangat membantu konsumen. Dengan informasi itu konsumen bisa memilih yang lebih baik bagi dirinya.
Namun ada yang menarik dari informasi ini. Konon di kota Oslo, Norwegia yang biaya hidup terkenal sangat mahal, makanan atau minuman sehari sebelum kadaluarsa akan menjadi “daya tarik” tersendiri. Bagaimana ceriteranya?Â
Toko-toko supermarket besar biasanya akan mengisi barang baru di tokonya setiap hari Minggu malam hingga menjelang pagi dan biasanya makanan dan minuman itu bisa bertahan dalam seminggu. Biasanya masyarakat akan berbelanja makanan dan minuman segar pada hari Senin. Hari berikutnya orang masih ada yang berbelanja namun tidak sebanyak pada hari Senin. Hari Jumat masih banyak yang belum terjual dan biasanya makanan dan minuman yang masih bisa bertahan satu hari lagi itu harus segera dibuang agar bahan baru bisa diisi.
Berawal dari situ ada orang yang mau membeli produk-produk itu dan pemilik toko tidak keberatan karena sebelumnya harus membayar untuk membuang barang-barang itu. Pembeli itu biasanya menjualnya di depan toko supermarket itu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa waktu penjualannya adalah Sabtu subuh agar tidak terlalu kelihatan dengan masyarakat umum karena harganya memang murah sekali dibandingkan dengan barang di toko, dan masih belum kadaluwarsa. Sebelum siang biasanya semua barang-barang itu sudah ludes terjual. Masyarakat kota Oslo mengerti praktek itu.
Mungkin toko-toko besar di Indonesia (seperti Carefour, Hero, Lotte) perlu menerapkan pola ini yakni memberikan produknya yang akan segera kadaluawarsa kepada yang membutuhkan. Sehari atau dua hari sebelum masa kadaluawarsa (terutama makanan, daging, telor, sayur, buah-buahan, susu) misalnya, bisa diberikan kepada pedagang yang mau mengambil dan menjualnya di depan toko atau di tempat lain. Namun agar tidak mengganggu kegiatan utama bisa diingatkan bahwa produk itu harus dijual sebelum orang masuk toko dan harus diingatkan pula harus segera dikonsumsi. Cara ini sekaligus juga untuk membantu orang lain yang mau memanfaatkannya. Hitung-hitung cerminan tanggung jawab sosial perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H