Sebagaimana diberitakan di media, memang 17 anggota DPR telah berkunjung ke Argentina. Mereka tiba hari Minggu, 21 Agustus 2016.
Dalam pertemuan di KBRI tanggal 22 Agustus 2016, Ketua Rombongan Junimart Girsang mempertanyakan mengapa dubes tidak menjemput ke bandara dan hanya menugaskan diplomat dan staf KBRI lainnya. Hal kedua yang dipertanyakan tentang keadaan KBRI Argentina yang dianggap tidak kondusif sebagaimana dilaporkan 4 staf bulan Agustus 2015.
Menanggapi hal tersebut Dubes Jonny Sinaga menyampaikan permohonan maaf tidak bisa menjemput ke bandara dan mengatakan bahwa sebagai pejabat negara dia sangat menghormati dan menerima tugas dengan sungguh-sungguh. Apalagi bulan Februari 2015 Presiden Joko Widodo mengumpulkan seluruh 134 kepala perwakilan Indonesia yang ada di luar negeri dan berpesan agar semua perwakilan dapat membantu pembangunan Indonesia.
Kepada rombongan DPR itu Jonny mengatakan sejak tiba tanggal 4 Desember 2014, dia ingin menjadikan KBRI sebagai perwakilan yang benar-benar sesuai harapan rakyat, yang membantu Indonesia untuk meningkatkan ekspornya, mendatangkan turis dan investasi ke Indonesia, serta memberikan perlindungan kepada seluruh warga negara Indonesia di wilayahnya. Untuk itu dia ingin mengubah KBRI menjadi lebih disiplin dan tertib terutama di bidang keuangan karena setiap anggaran yang digunakan merupakan jerih payah seluruh rakyat Indonesia.
Tentu untuk setiap perubahan itu tidak semua bisa menerimanya, lalu dicari-carilah alasan seperti dubesnya suka marah-marah, dll. Jonny mengakui dia marah ketika uang rakyat harus digunakan membayar ribuan dolar hanya karena staf tidak memindahkan rekening bank yang menyangkut tabungan staf lokal; padahal diberi waktu enam bulan untuk memindahkannya agar tidak dikenakan fee ribuan dolar tapi tidak dilakukan. Akibatnya negara harus membayar itu dan dubes tidak mau hal seperti terulang lagi. Itu sesungguhnya yang menjadi pemicu utama karena Jonny dianggap membuka hal itu kepada staf lokal. Tapi itu adalah resiko dalam membuat perubahan positif.
Jonny juga memberi contoh saat dia diangkat menjadi Kepala Biro Keuangan Kemlu tahun 2010, dia sudah berketetapan hati bahwa keuangan Kemlu itu bisa dibuat bersih; namun banyak staf yang tidak yakin bahwa praktik-praktik korupsi bisa dihilangkan. Namun sudah menjadi rahasia umum di Kementerian Luar Negeri bahwa sejak itu Biro Keuangan Kemlu menjadi unit kerja yang bebas korupsi tanpa harus memberikan uang kepada staf Biro Keuangan saat seseorang menerima uang dari negara. Tentu banyak yang kecewa karena perubahan itu. Tapi Jonny mengakui itu resiko dan harus selalu siap menerima akibatnya.
Dalam pertemuan itu, anggota DPR Tantowi Yahya yang memahami banyak masalah luar negeri karena duduk di Komisi 1, menambahkan apa yang disampaikan dubes Jonny bahwa selama ini memang kinerja Kemlu itu paling "tidak nyambung" dengan kepentingan rakyat. Oleh karena itu DPR selalu meminta 134 perwakilan RI di luar negeri untuk menjadi ujung tombak diplomasi dalam meningkatkan ekspor, mendatangkan investasi dan turis serta memberikan perlindungan kepada WNI.
Dubes Jonny juga memberitahukan kepada para anggota DPR yang terhormat itu bahwa berbagai kalangan seperti pemerintah, pengusaha, akademisi dan masyarakat Argentina, Uruguay dan Paraguay sangat mengakui kemajuan Indonesia terutama sejak era reformasi. Bahkan sikap sederhana dan bersih yang ditunjukkan Presiden Jokowi menjadi daya tarik tersendiri bagi negara-negara yang sudah merdeka 200 tahun itu. Mereka selalu tertegun mengetahui kemajuan negara Indonesia yang baru merdeka 71 tahun dan memiliki pemerintahan yang bersih dan sederhana.
Tak lupa Dubes mengakui kemajuan yang dialami Indonesia termasuk lembaga DPR yang dipelajarinya satu semester di Universitas Indonesia. Dengan terus terang Dubes Jonny mengatakan DPR memainkan peran penting untuk kemajuan Indonesia terutama dalam demokrasi dan pembuatan undang-undang yang diperlukan serta pengawasan.
Jonny tidak hanya berharap kepada orang lain, dia membuat dirinya sebagai contoh yang setiap 100 hari membuat evaluasi pribadi terhadap kinerjanya. Dia siap diganti setiap saat jika tidak memberikan hasil nyata dalam pelaksanaan tugas. Baginya perasaan sakit dan penderitaan yang dialami Indonesia karena dijajah 350 tahun sangat dalam terpatri dalam dirinya sehingga di manapun ditempatkan selalu berupaya menggunakan kesempatan itu untuk melakukan yang terbaik bagi Indonesia.
Jonny menyampaikan kepada rombongan DPR itu bahwa dia tidak merasa sungkan membuat whatsapp group anak buah kapal untuk memberikan perlindungan kepada ABK yang bekerja di kapal-kapal ikan. Misalnya dengan cara itu tanggal 16 Agustus 2016 lalu enam orang ABK tidak diperbolehkan naik pesawat. Walaupun hari libur Jonny membantunya dan mereka bisa kembali ke Indonesia. Salah satu anggota DPR itu (Marwan Dasopang) langsung minta dimasukkan ke dalam group itu karena sedang ada pembahasan RUU ABK di DPR dan memang atas persetujuan para ABK anggota DPR itu langsung berinteraksi dan sangat membantu para ABK.
Tanggal 23 Agustus 2016 Dubes Jonny telah membantu mempertemukan rombongan DPR RI itu dengan sembilan anggota DPR Argentina yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Argentina Patricia Jimenez. Dalam pertemuan itu telah disepakati agar kedua lembaga perwakilan rakyat melakukan upayanya untuk mendukung hubungan dan kerjasama di berbagai bidang. Salah satunya sebagaimana dimintakan Juminart Girsang dan Tantowi Yahya agar dapat diadakan pertadingan persahabatan sepak bola antara tim nasional Indonesia dan Argentina yang langsung disambut baik oleh para anggota DPR Argentina.
Menurut Jonny masyarakat bukannya antipati terhadap kunjungan DPR atau aparat negara ke luar negeri, tapi seharusnya dilakukan sebaik mungkin dan setiap orang yang melakukannya perlu bertanya kepada nurani masing-masing tentang manfaatnya bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H