Belajar dari Jamaica yang baru merdeka tahun 1962 dengan penduduk hanya 2,8 juta orang tapi berhasil meraup 5 medail emas dan dua perunggu di Olimpiade Rio 2016, atau New Zealand dengan negara berpenduduk 4,7 juta jiwa tapi dengan 4 emas, 8 perak dan 3 perunggu, tentu Indonesia dengan 261 juta penduduk dan merdeka tahun 1945 dengan raihan satu emas dan dua perak, kiranya bisa meraih lebih banyak medali lagi di Olimpiade Tokyo 2020 yang akan dilakukan di Tokyo tanggal 24 Juli-9 Agustus 2020; atau 1.433 hari lagi jika dihitung dari tanggal 20 Agustus 2016.
Mungkinkah? Jawabannya ya. Kuncinya di mana? Di tangan Presiden Jokowi sendiri, kenapa? Karena kita rakyat Indonesia sudah tahu para pengurus olah raga yang bertanggungjawab mengurus Olimpiade belum memiliki sikap dan semangat seperti yang dimiliki Presiden Jokowi.
Bagaimana caranya?
1. Pilih Cabang Olah Raga Yang Tepat
Olimpiade biasanya mempertandingkan panahan, atletik, bulutangkis, basket, bola volley pantai, tinju, slalom kanu, sprint kanu, sepeda bmx, sepeda gunung, sepeda jalan, sepeda track, selam, berkuda, fencing, sepak bola, golf, senam, bola tangan, hockey, judo, pentathlon modern, rowing, rugby, layar, menembak, renang, renang indah, tenis meja, taekwondo, tenis, trampoline, triathlon, volley, polo air, angkat berat, dan gulat.
Indonesia harus bisa memilih di mana kemungkinan orang Indonesia bisa mendapatkan medali. Misalnya sepak bola, golf, basket, volley, tidak perlulah berharap bisa dapat medali walaupun perunggu tahun 2020 di Tokyo. Tapi olah raga lain seperti 1. bulu tangkis, 2. tenis meja, 3. angkat berat, 4. tinju, 5. judo, 6. panahan, 7. senam, 8. renang, dan 9. tae kwondo bukan mustahil orang Indonesia bisa menyumbangkan medali.
Kalau disiapkan dengan baik, Indonesia bisa memperoleh lima medali emas dan total 14 medali dlam Olimpiade Tokyo 2020. Kira-kira dari mana ke-14 medali itu? Bulu tangkis bisa menyumbangkan tiga emas yakni tunggal putra, campuran, dan ganda putra. Panahan satu, dan angkat berat satu. Empat perak bisa dari ganda putri bulu tangkis, satu dari tae kwondo, satu dari judo, satu dari senam; dan empat perunggu dari tunggal putri bulu tangkis, satu angkat berat, satu tae kwondo, dan satu dari judo dengan rincian berikut.
Rencana Medali Olimpiade Tokyo 2020
Olah raga emas perak perunggu total
Bulu tangkis
Tunggal putra 1 0 0 1
Ganda putra 1 0 0 1
Ganda campuran 1 0 0 1
Ganda putri 0 0 1 1
Angkat berat 1 1 1 3
Judo 0 1 1 2
Tae kwondo 0 1 1 1
Panahan 1 1 1 3
============================================
Total 5 4 5 14
2. Pemilihan atlet yang tepat
Pemilihan atlet yang tepat sangat penting. Untuk memilih atlet “cara lama” seperti harus ada hubungan dengan pengurus/pelatih, atau berapa untungnya, harus dihilangkan. Kita harus belajar dari Negara Jamaica dan Selandia Baru bahwa siapapun yang terbaik itulah yang harus dimajukan terlepas dari agama dan latar belakangnya. Bila perlu misalnya perlu ke Papua mencari bakat-bakat angkat besi atau yang memerlukan tenaga karena mereka biasanya unggul. Untuk olah raga lompat tinggi atau lompat galah, perlu mencari bibit dari Nias yang sudah terbiasa dengan lompat batu.
Jika sudah memutuskan cabang olah raga dan menemukan calon atlet, maka perlu ditanmakan agar para atlet jangan cepat puas diri, latihan atau kerja keras dengan disiplin, harus tetap dilakukan dengan belajar dari kesuksesan orang/negara lain, serta belajar dari kesalahan sebelumnya.
3. Tekad dan perhatian Presiden Jokowi (mulai sekarang)
Kalau Jokowi bisa turun tangan, maka niat licik dari beberapa orang, yang sesungguhnya hanya ingin mencari uang atau keuntungan dari olah raga bisa dihilangkan. Para atlit Indonesia harus bisa dilatih seperti yang disarankan Jokowi sendiri agar mereka semangat berlatih sehingga dalam pertandingan bisa membawa nama harum dan besar Indonesia.
Presiden Jokowi telah mempunyai sikap yang tepat dalam menghadapi Olimpiade seperti tercermin saat menerima Tim Indonesia ke Olimpiade Rio 2016 di mana presiden mengatakan “yang lebih penting dari pada medali, para atlet bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, tangguh, bangsa yang sanggup bersaing, bangsa yang bermental pemenang. Indonesia perlu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia bisa selalu menjaga fairplay, disiplin dan tidak jumawa.”
Jokowi sudah menunjukkan bahwa walaupun sudah menjadi presiden, dan kalau mau menerima kemewahan dan pemberian dari para pengusaha akan dengan mudah sudah kaya raya, tanpa dianggap korupsi. Tapi Jokowi sendiri yang memilih untuk tetap hidup sederhana namun tetap bekerja keras.
Semangat itulah yang perlu dimiliki para atlit dan pengurus olah raga. Sekarang KOI dan KONI harus berubah. Orang-orang yang ada di dalamnya harus berubah total mengikuti semnagat Jokowi tadi. Para atlit perlu berlatih dengan mengikuti pola hidup sederhana Jokowi.
Tanpa keterlibatan langsung presiden Jokowi, dan hanya menyerahkannya kepada Menpora, KOI dan KONI, maka sudah dapat dibayangkan hasilnya kurang lebih sama saja dan kalau gagal mendapatkan medali, mereka hanya menyatakan “para atlit sudah melakukan yang terbaik.”
Perolehan Medali Olimpiade Indonesia
Olimpiade Presiden Emas Perak Perunggu Total
Tokyo 2020 Jokowi 5 4 5 14 (harapan/rencana)
Rio 2016 Jokowi 1 2 0 3
London 2012 SBY 0 1 1 2
Beijing 2008 SBY 1 1 3 5
Athens 2004 Megawati 1 1 2 4
Sydney 2000 Gus Dur 1 3 2 6
Atlanta 1996 Soeharto 1 1 2 4
Barcelona 1992 Soeharto 2 5 2 9
Seoul 1988 Soeharto 0 1 0 1
Diolah dari berbagai sumber.
Penutup
Menghadapi Olimpiade Tokyo tanggal 24 Juli-9 Agustus 2020, Indonesia bisa meraih lebih banyak medali sekaligus mengangkat nama Indonesia jika persiapan langsung dimulai sekarang dan Presiden Jokowi sendiri harus langsung terlibat memberikan perhatian. Kalau itu bisa terwujud, maka itu menjadi sejarah tersendiri bagi Indonesia.
*****
