Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selamat Ulang Tahun Pak Jokowi

21 Juni 2016   09:46 Diperbarui: 21 Juni 2016   10:01 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari Rabu, 21 Juni 1961 seorang warga lahir di bumi Surakarta,

Kota Solo tidak tahu bahwa kelak dia akan menjadi orang paling berkuasa.

Ayahnya, Noto Miharjo, mendapatkan seorang putera,

Tak menyangka bahwa puteranya akan mengangkat tinggi nama dan keluarga.

Ibunya, Sudjiatmi, yang mengandungnya sembilan bulan hanya bisa tertawa

menyambut bayi mungil yang baru dilahirkannya.

Dia juga tidak mengerti bahwa bayinya kelak akan bangkit menjadi penguasa Indonesia.

Apalagi kemiskinan kemudian memaksa anak itu menjadi pedagang, ojek payung, dan kuli panggul layaknya orang dewasa.

Usia 12 dia sudah mahir menggergaji kayu untuk membantu keluarga.

Masa mudanya tiga kali rumah keluarganya terpaksa digusur penguasa.

Itu hanya membuatnya bertekad tidak akan mengulanginya jika diberi kuasa.

Namun semangat belajarnya tidak pernah mebuatnya putus asa,

Bahkan dia diterima di universitas ternama di kota Yogyakarta.

Usia 24 dia lulus sudah lulus sarjana

urusan kehutanan menjadi pilihannya

Membuatnya bekerja di hutan Gayo, di Aceh sana.

Dia beruntung mendapat wanita pendamping berparas cantik dan berhati mulia,

Wajahnya selalu dihiasi permata kesederhanaan dan hatinya dengan berlian kepedulian terhadap sesama.

Tahun 2014 negara menyaksikan sesuatu yang tidak biasa

Anak Noto Miharjo menjadi penguasa Negara

Tapi tidak membuatnya selalu unjuk kuasa

Itu sudah ditunjukkannya saat menjadi gubernur atau walikota

Ketika anaknya wisuda di singapura

Dia datang naik kelas ekonomi ke acara wisuda putera tercinta

Padahal dia sudah menjadi penguasa

yang wajar naik kelas utama sebagaimana sudah biasa,

bukan pula pesawat asing yang mewah seperti sudah lazim sebelumnya

tapi terbang dengan burung garuda kebanggaan warga biasa.

Tiga anak dikaruniakan kepadanya

Aneh tapi nyata mereka juga tidak kalah sederhana.

Menikahpun hanya dengan upacara biasa

Tanpa cantumkan gelar seperti sudah lazim di mana-mana.

Cucu pertama hadir tanpa berita luar biasa.

Kini usianya sudah lima puluh lima

Hampir dua tahun di kursi singgasana

Namun hidupnya tetap bersahaja dan sederhana

Selamat ulang tahun bagimu harapan rakyat jelata.

Tetaplah menjadi pemimpin yang sederhana

Walau sudah berada di puncak tahta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun