Tulisan ini dipengaruhi oleh berbagai opini termasuk di Kompasiana yang mungkin mencerminkan apa yang ada di hati 250 juta rakyat Indonesia. Jika para pembantu Presiden Jokowi membaca tulisan ini dan menyampaikannya kepada Presiden, bukan saja membantu kelancaran tugasnya hingga tahun 2019, tapi seluruh masyarakat Indonesia akan menikmati kehidupan yang lebih baik.
Intinya adalah perlunya melakukan rekonsiliasi di antara seluruh masyarakat Indonesia. Kesimpulan tentang pentingnya rekonsiliasi ini didasarkan pada berbagai kenyataan yang ada, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Misalnya apa yang dilakukan Gubernur Ahok dengan sikap tegas dan lurusnya serta kerja kerasnya tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa itu dibutuhkan negeri ini. Bahkan para anggota DPRD DKI yang sering berseberangan pun sebenarnya mendukung sikap positif itu.
Tapi sekarang muncul masalah karena Gubernur Ahok ditentang para anggota DPRD terus menerus, dan Gubernur Ahok yang jujur dan bersih itu tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Namun di hati kecil Ahok pun sebenarnya tentu tidak ada niat sama sekali agar para anggota DPRD DKI masuk penjara karena korupsi; justeru sebaliknya Ahok berharap jangan sampai ada anggota DPRD dan staf Pemprov DKI Â yang mau melakukan korupsi karena itu sangat melukai hati rakyat yang memilih atau yang mendukung tugas mereka itu.
Demikian juga halnya di tingkat nasional. Jika kubu yang kalah dalam pemilu presiden berhasil membuat masalah bagi Presiden Jokowi hingga tahun 2019, maka bukan hanya Jokowi yang rugi atau bahkan mungkin mundur, tapi 250 juta rakyat Indonesia menjadi kehïlangan kesempatan menikmati kemajuan yang seharusnya bisa diwujudkan.
Pemerintahan Jokowi pun perlu menyiapkan Indonesia yang lebih baik agar penggantinya nanti bisa meneruskan langkah-langkah baik yang sudah dilakukan. Presiden Jokowi harus bangga jika nanti mungkin setelah dua periode nanti penggantinya tinggal meneruskan apa yang sudah baik yang dilakukannya, dan Jokowi tidak perlu menepuk dada untuk itu. Semua pemimpin seharusnya berupaya agar penggantinya lebih baik lagi.
Masyarakat akan lebih menghargai anggota DPRD DKI Haji Lulung jika mau menjual mobil-mobil mewahnya lalu memberikan uangnya untuk membangun mesjid, membangun jalan, memberikan bea siswa untuk anak-anak orang-orang miskin, modal untuk orang-orang di Tanah Abang yang menjadi pendukungnya. Orang akan lebih senang jika Haji Lulung berubah menjadi orang sederhana setelah menjual mobil mewahnya dan justeru bekerjasama dengan Ahok mencegah penyalahgunaan APBD DKI.
Masyarakat sebenarnya tidak terlalu senang anggota DPR Angelina Sondakh di penjara. Lebih baik dia tidak pernah menerima uang dari kasus Hambalang dan tetap jadi anggota DPR yang bersih. Masyarakat lebih senang jika anak muda cerdas Anas Urbaningrum atau orang pintar Andi Mallarangeng serta dosen teladan ITB Rudi Rubiadini tidak pernah tersangkut sama sekali kasus korupsi. Tapi putra-putri bangsa yangmerupakan keturunan para pejuang kemerdekaan itu harus mendekam di penjara saat ini.
Dalam mengenang kembali hari kebangkitan nasional 20 Mei 2015 ini Jokowi perlu mewujudkan revolusi mental dengan menyatukan seluruh kekuatan bangsa untuk membangun negeri. Ahok, Risma, Ridwan Kamil adalah tokoh-tokoh yang sudah tidak diragukan dalam memimpin. Namun mereka sendiri akan kesulitan jika dibiarkan atau direcokin orang lain.
Lebih baik Prabowo, SBY, BJ Habibie, Megawati, dan para pengikutnya dihimpun untuk membangun negeri ini. Bahkan orang-orang seperti Haji Lulung, dkk jika dioptimalkan untuk membangun negeri, tanpa harus melakukan korupsi akan lebih baik. Lebih jauh lagi orang-orang yang yang sudah dinyatakan bersalah pun namun berpotensi seperti Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Rudi Rubiadini, dll masih bisa dimanfaatkan untuk membangun negeri ini. Tentu perbuatan korupsi mereka tidak boleh dibenarkan, namun sisa hidup mereka di penjara atau setelahnya pun masih bisa digunakan untuk membantu kemajuan bangsa dan negara ini. Apalagi di negara lain masih banyak yang lebih buruk dari Indonesia.
Selamat menyongsong peringatan kebangkitan nasional di era modern ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H