Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Piketty: Kesempatan Bagi Jokowi, Jawaban Bagi Ahok

18 April 2015   18:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ahli ekonomi muda Perancis Thomas Piketty mungkin kebetulan sama-sama masuk dalam 100 tokoh berpengaruh dunia menurut majalah Time edisi 16 April 2015. Namun itu juga kesempatan memadukan apa yang ada dalam pikiran mereka. Mantan Dubes AS di Jakarta Paul Wolvowitz yang menulis tentang Jokowi di majalah Time tersebut mengatakan bahwa baru pertama sekali warga miskin dapat berhasil menjadi pengusaha kaya dan kemudian menjadi wali kota, gubernur dan sekarang menjadi presiden Indonesia. Salah satu kehebatan Jokowi menurut Wolvowitz yang patut mendapat penghargaan dunia adalah keberanian Jokowi saat menjadi gubernur DKI membela dan mempertahankan kedudukan Lurah wanita Lenteng Agung Yasmin Zulkifli padahal masyarakat Jakarta dan Indonesia mayoritas Islam dan banyak warga yang menentang keras Lurah itu hanya karena non-muslim, wanita, dan dianggap terlalu berparas cantik. Presiden Jokowi menurut majalah Time termasuk 100 tokoh berpengaruh dunia tahun 2015 (Sumber: Adam Ferguson/TIME). Sedangkan Thomas Piketty yang lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga modern di Perancis dalam usia muda sudah lulus sarjana dan doktor di bidang ekonomi muncul dengan pemikiran baru atau menghidupkan kembali gagasan pakar pertama ekonomi dunia Adam Smith bahwa pengelolaan kesejahteraan manusia saat ini belum tepat karena si kaya terlalu menikmati kekayaannya sementara si miskin terlalu susah hidupnya. Pakar eknomi dari Universitas Columbia, New York, Grover Norquist, menuliskan bahwa Piketty patut mendapatkan penghargaan dunia karena secara kritis mengusulkan pengelolaan kesejahteraan manusia bukan dengan mengurangi kemiskinan yang terutama, tapi dengan mengurangi kekayaan agar si miskin dapat menikmati hidup yang lebih baik. Sementara itu Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memang tidak masuk 100 tokoh dunia berpengaruh majalah Time tahun 2015, tapi sikap pemikirannya yang tegas dan jujur bahkan sangat geram untuk membela rakyat miskin sejalan dengan pemikiran Thomas Piketty, dan tentu masyarakat Indonesia tahu betul bahwa dia "satu perahu" dengan Presiden Jokowi karena dulu adalah wakilnya.

14167560041350117019
14167560041350117019
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang tidak tahan melihat kemiskinan rakyat Indonesia kiranya dapat jawaban dari pakar ekonomi Thomas Piketty, dan Pesiden Jokowi berkesempan mewujudkannya  (Sumber: Hendra Wardhana/Kompasiana). Kalau sikap dan pandangan ketiga tokoh tersebut dipadukan, maka akan muncul pemikiran hebat dan berdampak luar biasa bagi 250 juta rakyat Indonesia dan tentu bagi dunia. Jawaban bagi Ahok yang sangat kesal dan dendam terhadap kemiskinan yang diderita rakyat Indonesia sudah ditemukan oleh pakar ekonomi Thomas Piketty yakni dengan mengatur atau memanfaatkan kekayaan orang kaya dengan baik sehingga orang miskin mempunyai kesempatan hidup yang lebih baik. Bagaimana cara mewujudkannya? Presiden Jokowi yang kini memiliki tampuk kekuasaan Indonesia mempunyai kesempatan untuk mewujudkannya.
TIME 100 2015 Thomas Piketty
TIME 100 2015 Thomas Piketty
Calon pemenang hadiah Nobel Ekonomi dari Perancis, yang mengusulkan agar kekayaan diatur dengan baik sehingga yang miskin tidak telalu susah hidupnya. Itu jawaban bagi Ahok dan kesempatan bagi Jokowi (Sumber: Vincent Capman—Riva Press/Redux).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun