Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wah, Turis Asing Ditipu Lagi di Indonesia?

5 Maret 2015   14:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:08 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak perlu diragukan lagi bahwa visi atau sesuatu yang ingin diwujudkan Pemerintah di bawah Presiden Jokowi yakni Indonesia yang mandiri adil dan sejahtera dengan semangat gotong royong dan akan dicapai tahun 2019. Tentu banyak hal yang harus dilakukan untuk mewujudkannya; salah satunya melalui datangnya turis asing yang datang ke Indonesia karena setiap turis yang datang disebutkan bisa memberikan pemasukan devisa ke negara sekitar $1.200 atau sekitar Rp. 14 juta.

Tapi masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak bisa memanfaatkan keindahan Indonesia untuk memberikan manfaat bagi kita. Mari kita lihat laporan Bali Post yang menyebutkan tahun 2013 ada tiga turis asing yang menjadi korban penipuan oknum agen travel gadungan di Banyuwangi.

Tiga orang turis backpacker, dua di antaranya asal Argentina bernama Maria Nazarena dan Mauro, dan seorang lagi bernama Vincent Belhont, warga Prancis, mengaku ditipu oknum agen travel sebesar Rp 750.000 per orang saat menginap di salah satu hotel di Banyuwangi.

Maria Nazarena menceritakan, dia baru saja datang dari Bali dan menginap di hotel. Di hotel tersebut ia bertemu dengan seorang laki-laki yang mengaku bernama “Jackson.” Ia menawarkan paket wisata ke Gunung Ijen, Gunung Bromo Probolinggo dan Yogyakarta dengan membayar biaya Rp 750.000. Setelah tertipu, mereka kapok dan tidak akan mengunjungi Banyuwangi lagi.

Pengalaman turis asing lainnya sebagaimana diberitakan Berita Satu tanggal 8 April 2014 di mana seorang turis Argentina kehilangan uang di Indonesia. Imanuel Alessandro mengaku kehilangan uang Rp 9 juta setelah ATM miliknya dikuras pelaku. Polda Bali membekuk dua anggota sindikat pembobol ATM wisatawan asing yang biasa beroperasi di kawasan Kuta. Polisi masih mengejar satu anggota lainnya yang berhasil melarikan diri.

Dari tangan tersangka, polisi menyita uang tunai jutaan rupiah sisa hasil kejahatan tersangka dan sebuah senjata airsoftgun. Polisi masih mendalami fungsi airsoftganyang disita dari tangan tersangka. Kedua tersangka yang bekerja sebagai tukang ojek berpura-pura akrab dengan korban saat sedang menarik uang di ATM yang berada di dalam sebuah mini market. Seorang tersangka bertugas memperhatikan nomor PIN korban dan tersangka lainnya mencuri ATM saat korban lengah.

Akar masalah dalam gangguan terhadap turis asing itu kelihatannya sama dengan sikap yang dimiliki anggota DPRD DKI yang ingin mendapatkan uang tambahan yakni sikap penipuan.

Sepertinya sekolah kita belum mengajarkan bahwa penipuan itu merupakan sifat buruk yang tidak boleh dilakukan. Sementara sekolah-sekolah di negara maju sudah pada tatataran yang lebih cerdas di mana sudah diajakan dan dilatih agar peserta didik tidak boleh melakukan penipuan walaupun tidak ada yang melihat.

Para guru dengan cerdas bisa menemukan cara yang baik untuk mengajakarkan hal tersebut. Di Jepang misalnya guru mengajarkan jika kita melakukan sikap penipuan maka kita akan kehilangan tiga atau empat kali lebih besar.

Akar persoalan adanya penipuan turis, begal motor, dan korupsi kelihatannya sama yakni adanya sikap tidak baik yang ada dalam hati atau pikiran pelakunya. Jika itu bisa dihilangkan dari setiap individu di Indonesia, maka Ahok-Ahok baru yang jujur dan tidak punya niat penipu akan muncul dan Indonesia akan lebih maju lagi!

Mungkin Mendikbud perlu bekerjasama dengan Menteri Agama, Ketua MUI, Ketua PGI, Ketua KWI, Ketua Walubi, Ketua PHDI, dan lain-lain untuk bisa mengambil sikap yang sama bahwa menipu merupakan tindakan yang tidak baik dari segi agama maupun dari segi nilai masyarakat dan harus dihindari dalam keadaan apa pun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun