Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wall's Ice Cream Day Tidak Mendidik!

11 Mei 2014   22:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:37 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wall's Ice Cream Day merupakan acara yang dibuat perusahaan pembuat es krim terbesar di dunia dengan membagi-bagikan es krim secara gratis kepada masyarakat di berbagai kota di Indonesia seperti di Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Wall's merupakan prusahaan makanan dan minuman yang dibangun oleh perusahaan Inggris Unilever tahun 1922  dan saat in sudah merambah ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Sepintas tidak ada yang salah dari acara itu. Wajar saja perusahaan yang merasa sudah mendapatkan untung besar berupaya mengembalikannya kepada masyarakat. Namun kalau melhat acaranya ternyata menimbulkan kerugian miliaran rupiah. Di Surabaya taman kota jadi rusak sehingga wali kota Risma sampai meneteskan air mata. Wali kota Surabaya Risma sangat sedih dengan kerusakan taman akibat acara Wall's Ice Cream Day  (Foto: Zainal Effendi/detikcom). Di Bandung terjadi kemacetan sehingga wali kota Ridwan Kamil bermaksud tidak akan memberikan ijin lagi. Di Yogyakarta ternyata es krim yang dibagikan tidak sesuai dengan permintaan masyarakat sehingga mengecewakan banyak warga. Acara kepedulian perusahaan ini sebenarnya bisa menjadi contoh yang baik jika dilakukan dengan baik. Namun dengan membagi-bagikan es krim secara gratis sebenarnya tidak mendidik karena menimbulkan dampak negatif seperti disebutkan di atas. Bagaimana memperbaikinya? Sebenarnya kalau perusahaan peduli, ada berbagai cara yang lebih baik untuk menyalurkan kepeduliannya. Pertama tidak perlu membagi-bagikan es krim secara gratis, cukup dengan menurunkan harganya sehingga tejangkau oleh masyarakat. Dengan cara ini seluruh warga dapat menerima dampak positifnya. Yang kedua perusahaan bisa menghitung berapa biaya yang dapat dikeluarkan untuk mengadakan acara itu. Nah biaya itu bisa disalurkan dengan memberikannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya dengan memberikan bea siswa kepada anak berprestasi, membangun fasilitas umum dan sosial, dll. Agar pomosinya tercapai bisa juga dengan terus terang mengatakan bahwa itu merupakan bentuk kepedulian dari perusahaan itu. Semoga perusahaan Wall's atau Unilever bisa membuat kegiatan yang lebih berdampak positif bagi masyarakat dan tidak lagi membagi-bagikan es krim secara gratis yang telah menimbulkan gejolak di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun