Beberapa hari lagi kita akan mengakhiri tahun 2014, tahun yang sangat penting dan menentukan bagi Indonesia. Bukan saja kita mendapatkan presiden baru di tahun itu, tapi ada yang jauh lebih penting dari itu antara lain negara kita lolos dari kehancuran yang bisa saja terjadi. Kita tentu masih belum lupa bahwa ada selentingan bahwa bisa saja Presiden SBY melakukan tindakan untuk mempertahankan diri sebagai presiden karena antara kubu Prabowo dan kubu Jokowi tidak ditemukan kesepakatan dan dua-duanya saling mengklaim pemenang pemilihan presiden. Untuk itu bisa saja Presiden SBY membuat dekrit yang memperpanjang dirinya sebagai presiden sampai ditemukannya presiden baru. Bahkan ada juga selentingan lain bahwa seperti di negara lain konstitusi pun bisa diubah agar presiden bisa berkuasa untuk ketigakalinya. Untunglah itu tidak terjadi. Jadi SBY juga berperan membuat tahun 2014 bukan tahun bencana. Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) sangat menentukan bahwa tahun 2014 tahun menentukan bagi Indonesia dengan menjadi presiden dan wakil presiden dan membentuk Kabinet Kerja yang fokus untuk bekerja  (Sumber:KOMPAS.com/Dian Maharani). Kehancuran kedua juga bisa terjadi jika Prabowo tidak mau menerima kekalahan dan dengan berbagai cara tetap ngotot menggunakan berbagai cara agar dia tetap sebagai pemenang presiden. Namun itu tidak terjadi sehingga tanggal 20 Oktober 2014 bisa dilaksanakan pelantikan presiden, bahkan Prabowo menghadirinya. Jadi Prabowo juga berperan membuat tahun 2014 bukan tahun bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H