Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

2015: Jokowi dan Prabowo, Salah Siapa jika Bibit Unggul Ini Nanti Menjadi Kerdil?

1 Januari 2015   13:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:02 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah berulang kali potensi besar yang dimiliki Indonesia sering tidak diakhiri dengan hasil yang memuaskan. Lihat saja Kurniawan Dwi Julianto yang ketika masih muda bermain di Liga Primavera Italia masih lebih baik dari Del Priero di klub Sampdoria. Namun setelah beranjak dewasa Del Piero menjadi pemain terkenal kelas dunia sementara Kurniawan menjadi pemain nasional di Indonesia saja.

Sebenarnya saat ini banyak bibit unggul yang masih muda dan berpotensi menjadi pemain catur yang hebat di tingkat dunia. Kalau dibina dengan baik bukan mustahil mereka menjadi juara dunia seperti Magnus Carlsen dari Norwegia yang baru berusia 24 tahun sudah dua kali juara dunia dan memiliki masa depan yang cerah karena sudah mengumpulkan hadiah puluhan miliar rupiah dari prestasinya.

Sekarang kita fokus saja dulu kepada seorang pemain yang melejit di tingkat dunia di awal tahun 2015 ini. Namanya Aulia Medina Warda. Gadis muda yang siudah menggondol gelar Grand Master Wanita (GMW) itu baru berusia 17 tahun dan di awal Januari 2015 ini untuk pertama kalinya meningkat peringkat dunianya dengan elo rating baru 2404 sehingga menjadikan dirinya bertengger di urutan ke-63 dunia (urutan terbaik yang pernah diraih pemain Indonesia setelah Irine Kharisma Sukandar bulan November 2014 pada urutan ke 62 dengan elo rating 2407. MI (lebih tinggi dari pada GMW) Irine Kharisma Sukandar sendiri kini melorot ke urutan ke-76 dunia dengan elo rating 2392 setelah tampil kurang memuaskan dalam Turnamen Qatar Open baru-baru ini.

Bahkan kalau kita lihat dalam catur cepat (rapid) tingkat junior wanita, maka Aulia Medina Warda berada pada urutan ketiga dunia. Artinya sebutan "bibit unggul" untuk Aulia Medina Warda merupakan fakta yang diakui FIDE, setidaknya dalam daftar urutan pemain dunia yang baru dikeluarkan bulan Januari 2015 ini.

Sementara urutan pertama masih tetap dipegang "urutan pertama abadi" Judit Polgar (38) asal Hungaria dengan elo rating 2675. Mengapa pertanyaan dalam judul tulisan ini harus ditujukan kepada Jokowi dan Prabowo? Ketua Percasi yang mengurusi olah raga ini dijabat oleh adik kandung Prabowo yang merupakan pengusaha yang punya duit banyak yakni Hasyim Djojohadikusumo, Jokowi yang merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan saat ini dikenal sangat peduli dengan anak-anak negeri yang punya potensi tanpa memandang pendidikanya seperti Menteri Susi Pudjiastuti atau latar belakang, agama, dll.

Artinya semua pihak di Indonesia tidak ada yang tidak senang kalau "bibit-bibit unggul" itu tumbuh berkembang dan menghasilkan "buah-buah" prestasi yang mengharumkan nama bangsa dan negara di pertarungan dunia. Lalu salah siapa kalau mereka tidak berkembang dan tidak menjadi pemain dunia berprestasi ketika sudah menjadi dewasa????

Pertanyaan yang bisa dijawab para pemimpin negeri ini sebab tidak terlalu sulit untuk menjadikannya menjadi kenyataan. Kirim saja ke berbagai pertandingan internasional di luar negeri dan berikan penghargaan yang menjamin masa depannya. Jangan dicemari dengan urusan yang tidak penting seperti yang dialami oleh MI Irine Kharisma Sukandar yang dikerdilkan oleh dua pengurus catur daerah antara Jawa Timur dan Jawa Barat, maka mungkin itu jugalah yang membuat prestasi Irine Kharisma Sukandar kini sudah di bawah Aulia Medina Warda.

Berikut cuplikan ranking dunia wanita Januari 2015 yang menunjukkan posisi 63 Media Warda Aulia dan Irine Kharisma Sukandar pada posisi 76:

Rank
Nama
Title
Country
Rating
Games
B-Year

1
Polgar, Judit
g
HUN
2675
0
1976

63
Aulia, Medina Warda
wg
INA
2404
8
1997

76
Sukandar, Irine Kharisma
m
INA
2392
9
1992

100
Zozulia, Anna
m
BEL
2358
0
1980

Menurut catatan Federasi Catur Dunia (FIDE) untuk bulan Januari 2015, urutan negara Indonesia untuk pemain putri saat ini berada di urutan ke-24 dunia. Itu merupakan prestasi terbaik Indonesia. Sedangkan di bagian putra (open) Indonesia membaik sedikit di urutan ke-59.

Tapi yang lebih menarik lagi adalah catatan putri kita di mana pecatur terbaik Indonesia yang merupakan juara bertahan Asia tahun 2014, MI Irine Kharisma Sukandar (2392), untuk pertama kalinya diungguli oleh adik atau juniornya yakni GMW Aulia Medina Warda (2404). Dengan elo rating itu maka GMW Aulia Medina Warda sekarang menjadi pecatur putri terbaik Indonesia menggeser MI Irine Kharisma Sukandar.
Demikian juga kalau melihat daftar pemain putri Indonesia sebagaimana dikeluarkan FIDE untuk bulan Januari 2015 (dan yang membuat Indonesia berada di urutan ke-24 dunia), menunjukkan banyak pemain-pemain muda yang lahir di atas tahun 1990an.

#
Nama
Title
Fed
Rating
G
B-Year

1
Aulia, Medina Warda
wg
INA
2404
8
1997

2
Sukandar, Irine Kharisma
m
INA
2392
9
1992

3
Sihite, Chelsie Monica Ignesias
wm
INA
2224
0
1995

4
Monica, Putri Wigustira
wf
INA
2213
0
1997

5
Suliati, Annisa
wf
INA
2192
0
1999

6
Retno, Wijayanti
wf
INA
2172
0
1999

7
Ghozali, Anugrah Maria
wf
INA
2161
0
2000

8
Hani, Wardah
wf
INA
2123
0
1999

9
Nurdin, Tammi Nasuha
wf
INA
2118
0
1996

10
Kadek, Iin Dwijayanti
wf
INA
2112
0
1987

11
Citra, Dewi Ardhiani Anastasia
wf
INA
2111
0
1994

12
Ghozali, Ester Kurniawati

INA
2097
0
1996

13
Fisabilillah, Ummi
wf
INA
2053
0
2000

14
Imasniti

INA
2044
0

15
Agustina, Surintha Wahyu

INA
2039
0

16
Legowo Parahita Millyena
wc
INA
2038
0
2000

17
Lindiawati, Evi
wc
INA
2022
0
1986

18
Elisabeth, Christine
wf
INA
1992
0
2002

19
Jelsen, Yemi
wf
INA
1952
0
1993

20
Anisa, Aay Aisyah
wf
INA
1897
0
1998

21
Nur Abidah, Shanti

INA
1823
0
2001

22
Sharfina, Juwita Ardelia
wf
INA
1820
0
2002

23
Febriana, Nita Nurmala

INA
1819
0
1992

24
Mutiani, Rida

INA
1763
0
1995

25
Faruq, Afifa Ayyun

INA
1693
5
2000

26
Singgih, Diajeng Theresa

INA
1626
0
2004

27
Devina Junus

INA
1385
15
2004


Artinya pasti ada yang keliru di negeri ini kalau bibit-bibit unggul yang masih muda belia ini tidak menjadi pemain hebat di masa mendatang. Dalam Olimpiade Catur 2014 pemain putri Indonesia sering menumbangkan pemain putri yang jauh lebih hebat dari negara lain. Sebenarnya masih banyak potensi bibit unggul yang dimiliki Indonesia, termasuk di bagian putra di mana Winshand Cuhendi Sean yang baru berusia 17 tahun sudah masuk ke dalam 100 besar putra junior dunia untuk bulen Januari 2015 ini.
Sambil menikmati tahun baru 2015 ini semoga Prabowo dan Jokowi mau memikirkan bagaimana menjadikan "bibit-bibit unggul" itu menjadi kenyataan yang membawa harum nama bangsa dan negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun