Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jokowi, Ini Calon Kapolri Baru!

14 Januari 2015   12:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:11 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan susahnya mencari calon Kapolri baru, termasuk pengakuan Kompolnas bahwa dari lima calon yang disodorkan tidak ada yang sempurna, sesungguhnya kita memiliki calon yang baik. Persoalannya kita batasi diri sendiri, misalnya kita bilang bahwa dia sudah pensiun, dll. Memangnya kalau usia sudah pensiun tidak bisa dimanfaatkan kalau masih bisa memimpin dengan baik? Presiden Jokowi sesungguhnya bisa pertimbangkan calon ini. Tanggal 2 Agustus 2013 lalu dia menjadi Wakapolri, namanya Komjen Oegroseno. Siapa Komjen Oegroseno? Komjen Pol Oegroseno sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri (Kabaharkam) sejak tanggal 27 Desember 2012. Dia juga pernah menjabat Kapolda Sulteng, Kadiv Propam Polri, dan Kapolda Sumut dan selalu menorehkan prestasi yang baik. Bahkan ketika masih menjabat Kasatserse Polwiltabes Surabaya Polda Jatim tahun 1996, namanya sudah mulai dikenal masyarakat. Komjen Oegroseno, merupakan putra Brigjen Pol (Purn.) Rustam Santiko (alm) yang pernah menjabat wakil gubernur Akademi Kepolisian, dikenal sebagai pribadi yang tegas, sederhana, dan bersih. Saat menjabat sebagai Wakapolri dia mengatakan bahwa polisi tidak perlu sungkan naik kendaraan umum agar dekat dengan masyarakat. Itu tentu harapan masyarakat dari polisi. Kenapa tidak mengikuti saran Oegroseno? Dia juga meminta agar para perwira menengah polisi melaporkan harta kekayaannya. Hal ini tentu sangat bagus sehingga “rekening gendut” tidak perlu terjadi lagi seperti yang dialami Komjen Budi Gunawan.

Komisaris Jenderal Polisi Drs. Oegroseno, SH, MH, SIK, Msi (Sumber:http://lemdik.polri.go.id). Ketegasannya dapat terlihat ketika menjabat Kepala Badan Pemeliharaa Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komisaris Jenderal Oegroseno, meminta Kepala Kepolisian Resor Banggai, Ajun Komisaris Besar Yossy Kusumo, dicopot dari jabatannya karena dianggap tidak menunjukkan polisi yang melindungi masyarakat, malah marah terhadap warga dan menganiaya dan mengeluarkan tembakan. Komjen Oegroseno yang melihat lokasi kericuhan di Kepolisian Sektor Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah langsung meminta pencopotan Kapolres itu. Komjen Oegroseno juga tidak segan menyambangi lokasi pengeboman di Vihara Ekayanana, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tanggal 6 Agustus 2013 untuk memberikan keyakinan kepada warga. Komjen Oegroseno datang ke tempat itu dengan menggunakan sepeda motor patroli kepolisian. Seperti itu sesungguhnya yang diingankan masyarakat. Komjen Pol Oegroseno juga mengatakan bahwa nanti akan ditandatangani MoU yang berisikan tentang zona integritas di mana birokrasi Polri nantinya akan bebas dari KKN. Bukankah itu yang diharapkan masyarakat? Waktu menjabat Kapolda Sumut, Oegroseno tidak segan-segan mencopot anak buahnya kalau salah seperti yang dialami AKBP Fathori dari jabatannya sebagai Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Pematang Siantar dan mencopot Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Pematang Siantar, AKP Azaruddin karena tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Tentu saja polisi yang diharapkan masyarakat itu ada dalam diri Komjen (Pol) Oegroseno. Presiden SBY, DPR, dan Kompolnas sudah membuang peluang baik untuk mendapatkan Kepala Kepolisian RI. Presiden Jokowi jadikan saja Komjen (Pol) Oegroseno sebagai Kapolri, maka citra kepolisian kelihatannya akan berangsur baik dan masyarakat pun akan menikmati ketenteraman dan ketertiban. Kalau hanya karena sudah pensiun gunakan saja alasan darurat dan tetapkan saja misalnya Oegroseno menjadi Kapolri hanya dua tahun mendatang, pasti kepolisan Indonesia akan lebih baik. Di era keterbukaan ini resiko mengajukan Komjen Oegroseno (lahir di Pati, Jawa Tengah, 17 Februari 1956) sebagai calon Kapolri karena sudah pensiun jauh lebih ringan dibandingkan dengan mengajukan Komjen Budi Gunawan karena terlibat rekening gendut. Usia 58 tahun dengan kepribadian yang baik untuk memimpin polisi Indonesia jauh lebih baik dari pada yang bermasalah seperti terlibat dalam rekening gendut.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun