Di tengah-tengah gejolak sistem pendidikan di tanah air, harapan bahwa pendidikan itu membuat kita lebih baik terbukti seperti yang dialami oleh sosok ini. Sekarang dia merupakan duta besar Indonesia di Argentina. Ayahnya seorang guru ilmu kimia di SMA di Narumonda, desa kecil di pinggiran sungai Asahan, Kabupaten Tobasa, Sumatra Utara. Ibunya seorang ibu rumah tangga namun karena desakan hidup mereka harus pindah ke kota Medan dan menjadi penjual barang sehari-hari di sebuah toko kecil di Pasar Singamangaradja. Jonny Sinaga namanya dan dulu bersekolah di Narumonda mulai SD hingga lulus SMA. Saat masih di desa kecil itu mereka hidup sederhana karena orang tuanya harus menghidupi sembilan anak. Orang tua mendidik mereka untuk hidup sopan dan baik serta bekerja keras agar bisa hidup. Saat Jonny kelas dua SMP dia harus mulai bekerja sebagai petani agar dapat menopang keluarga. Sebuah sawah besar disewa orang tuanya dan dialah yang harus mengerjakan sawah itu mulai dari mencangkul, menanam, membersihkan, hingga memanen padi. Dari sawah itu keluarganya bisa hidup karena mendapat tambahan untuk menopang penghasilan ayahnya sebagai guru. Dalam kelelahan, Jonny muda sering menganggap bahwa hidupnya bukan di desa kecil itu. Prestasinya yang selalu juara kelas hingga lulus SMA meyakinkannya bahwa keadaan sulit itu hanya sementara saja. Setelah lulus SMA tahun 1981, sesungguhnya orang tuanya tidak mampu membiayainya untuk kuliah, apalagi harus keluar dari Medan. Namun Jonny berhasil meyakinkan orang tuanya bahwa kalau dia dibantu masuk Jakarta saja nanti akan ada perguruan tinggi yang dapat membantunya. Dengan semangat belajar yang tinggi Jonny diterima di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Sekolah Tinggi Akuntasi Negara, dan Akademi Ilmu Statistik. Dia kemudian kuliah di UI dan tidak lama kemudian dia menerima bea siswa hingga dia bisa lulus. Selanjutnya dia mendapat bea siswa untuk mendapat master hukum internasional tahun 1992 di Tulane University di New Orleans, AS. Tahun 2014 mantan petani di desa kecil di Narumonda itu diangkat menjadi duta besar Indonesia untuk Argentina, merangkap Uruguay dan Paraguay. Ternyata pendidikan bisa mengubah hidup seseorang. Jonny tidak lupa akan masa kecilnya yang sulit dan selalu bertekad untuk menghindarkan diri dari korupsi. Saat diangkat menjadi Kepala Biro Keuangan Kementerian Luar Negeri tahun 2010 karena ada kasus korupsi di kementerian itu, dia dikenal sangat bersih. Bahkan buku agenda dan kalender dari perusahaan pun ditolaknya. Mobil dinas hanya digunakannya untuk urusan dinas dan selalu menggunakan kendaraan umum untuk pergi ke kantor dan pulang ke rumah. Saat mengetahui sikap dan prinsip Karo Keuangan Kemlu waktu itu para pejabat di Kementerian Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengatakan bahwa negeri ini tidak akan jalan jika diterapkan dengan prinsip bersih seperti itu. Namun Jonny Sinaga tetap pada prinsipnya dan akhirnya pelaksanaan anggaran negara di kementerian itu dapat dilakukan dengan baik dan bersih serta bebas dari praktik korupsi. Tidak banyak yang tahu ternyata Duta Besar itu dulunya seorang petani di desa kecil agar bisa menopang hidup keluarganya. Dia selalu berupaya agar masyarakat Indonesia bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik walaupun harus menghadapi banyak kesulitan hidup. Dubes Jonny Sinaga yang dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Dubes RI untuk Republik Argentina di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/10/2014) sore (Sumber: Beritasumut.com).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H