Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mampukah Ahok Menjadikan Jakarta Nyaman Bagi Pejalan Kaki?

15 Februari 2015   12:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:09 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan sepanjang pantai kota Montevideo, ibu kota Uruguay mungkin mencapai sekitar 200 km. Namun menariknya, sepanjang pantai itu dibuat jalan bagus yang bisa dinikmati masyarakat. Wah kalau itu masih bisa kita temui di banyak tempat di Indonesia. Lalu apa yang menarik?

Di sepanjang jalan pantai itu disediakan pula trotoar yang sangat lebar mungkin sekitar sepuluh meter lebarnya, dan terbuat dari batu seperti bata mulus berwana merah. Di sepanjang trotoar itu dibuat pula semacam pagar terbuat dari tembok yang sekaligus menjadi tempat duduk yang nyaman bagi para pejalan kaki. Tak lupa di beberapa tempat disediakan toilet yang cukup bersih sehingga kalau ada pejalan kaki ang harus buang air sudah tersedia tempatnya.

Begitu lebarnya jalan yang dibangun sehingga satu jalur paling pinggir digunakan juga tempat parkir. Orang-orang yang baru pulang kerja akan memarkir mobilnya di sana lalu lari-lari untuk berolahraga di trotoar tersebut.

Di tempat tertentu di samping trotoar lebar itu kadang-kadang dibangun taman bermain dari pasir sehingga warga dapat main bola, voli, dll. Atau warga dapat membawa kursi sendiri lalu berjemur di sana. Kalau lihat pantainya harus diakui tidak seindah pantai di negeri kita, namun karena ditata baik maka warga pun boleh menikmatinya. Pantai Ancol jauh lebih indah, namun warga tidak bisa bebas menikmatinya.


Trotoar yang sangat lebar dan dapat dinikmati warga di sepanjang jalan di kota Montevideo. Seandainya Jakarta juga bisa memiliki trotoar selebar ini (dok.pribadi).

Beberapa orang Uruguay yang tertarik mengunjungi Indonesia, khususnya Bali, bertanya apakah di Indonesia ada trotoar yang nyaman di sekitar pantai yang menurut mereka pasti indah sekali. Tentu saja kita mengiakan bahwa banyak pantai indah di Indonesia seperti di Ancol, Semarang, Surabaya, dan Bali. Namun agak sulit untuk mengatakan bahwa di Indonesia ada trotoar atau tempat bagi pejalan kaki yang mulus.

Apakah Gubernur DKI Ahok, atau Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Bali mau mengusulkan kepada DPRD agar seluruh pantai tidak boleh dimiliki perusahaan atau pribadi, tapi harus menjadi milik publik. Dengan demikian akan  dapat dibangun jalan yang bagus di mana di sisi ke bagian laut akan dibangun trotoar bagi pejalan kaki. Bukan saja itu menjadi tempat hiburan bagus bagi masyarakat, tapi akan dapat mengurangi kemacetan karena masyarakat bisa menjadikan itu sebagai alternatif baik untuk olah raga maupun untuk bersantai.

Agar tidak disalahgunakan menjadi tempat kejahatan, maka cukup disiapkan petugas yang profesional. Tidak perlu dipungut bayaran karena memang sengaja dibuat untuk dapat dinikmati masyarakat banyak. Sekarang ini pantai-pantai di Indonesia dimiliki oleh para perusahaan seperti perhotelan sehingga masyarakat tidak boleh menikmati keindahan pantai tersebut dengan bebas. Sayang sekali. Padahal konstitusi kita mengatakan bumi dan air dikuasai negara untuk digunakan bagi kemakmuran rakyat.

Kalau kota Montevideo di Uruguay bisa membangun trotoar lebar beratus-ratus kilometer, yang dapat dinikmati masyarakat secara bebas, mengapa Indonesia tidak bisa melakukannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun