Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Orang Indonesia Ini Bekerja di Luar Negeri Tapi Tidak Digaji!

18 Februari 2015   11:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:59 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_397812" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/Kompas.com"][/caption]

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa orang Indonesia di luar negeri bukan hanya bekerja untuk mendapatkan uang atau materi, banyak di antara orang Indonesia yang rela meninggalkan tanah air untuk membantu orang lain dengan tulus, tanpa imbalan. Pada bulan Januari 2015, berlangsung Pertemuan Misionaris Indonesia se-Argentina ke-4 (biasanya dilakukan setiap tiga tahun) yang diselenggarakan di kota Bialet Masse, provinsi Cordoba, Argentina.

Para misionaris yang pada umumnya berasal dari Nusa Tenggara Timur itu (tapi ada juga dari Jawa, Kalimantan, dll) bertemu untuk saling menguatkan dalam menjalankan tugas di negeri yang jauh dari tanah air. Banyak tantangan yang mereka hadapi namun panggilan untuk menjalankan tugas sudah terpatri dalam hidup mereka sehingga mereka tetap semangat menjalankan tugas mereka.

Ada yang menderita kanker dan sudah divonis akan meninggal dunia dalam waktu dua bulan, namun Tuhan rupanya masih memberikan kesempatan hidup untuk menolong banyak orang di sana. Pertama menginjakkan kaki di bumi Argentina mereka tidak tahu sepatah katapun bahasa Spanyol, namun sekarang mereka sudah fasih dan bisa bersendagurau dengan masyarakat setempat dalam bahasa mereka.

Para misionaris itu sangat berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang memberikan perhatian kepada mereka. Mereka juga ingin tahu tentang perkembangan di tanah air sehingga ketika mereka berhadapan dengan masyarakat Argentina mereka bisa memberikan informasi yang tepat.

Untuk itu mereka selalu mengundang pejabat kedutaan Indonesia di Argentina untuk memberikan perkembangan terakhir di tanah air. Dubes Indonesia biasanya dengan senang hati menyanggupinya bahkan bukan saja mereka mendapat informasi tentang perkembangan di tanah air, tapi mereka juga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pemerintah.

Walaupun kegiatan mereka utamanya di bidang agama katholik, namun masyarakat Argentina juga merasakan kehadiran mereka untuk membangun Argentina. Romo Amans Laka  dari Flores misalnya dikenal masyarakat Argentina sebagai sosok yang sangat membantu kemajuan kota Puerto Esperanza, di provinsi Missiones sehingga namanya sudah diabadikan sebagai nama jalan di kota itu.

Para Misionaris Indonesia tersebut juga aktif membantu masyarakat setempat seperti membantu petani, mendirikan dan mengajar sekolah-sekolah kejuruan, serta membina pemuda agar terhindar dari masalah Narkoba dan AIDS. Romo David yang mahir bermain musik misalnya tidak segan-segan memberikan hidupnya untuk menolong anak-anak muda agar bisa bermain musik dan memiliki band. Akhirnya anak-anak muda yang hampir terperosok ke dunia narkoba atau kehidupan seks bebas itu bisa tertolong.

Dalam suasana akrab Dubes Indonesia memberikan informasi terbaru di Indonesia di mana pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dikenal dengan semangat kerja yang tinggi (ditandai dengan lengan baju yang digulung) dan kesederhanaan (yang ditandai dengan pakaian sederhana seperti batik dan presiden pun tidak segan-segan naik kelas ekonomi dalam perjalanan pribadi). Atas nama pemerintah Indonesia Dubes Jonny Sinaga juga menyampaikan apresiasi atas pengabdian mereka yang telah mengharumkan nama Indonesia di negara tersebut.

Para misionaris sangat menghargai informasi tersebut dan mereka mengatakan akan lebih bersemangat lagi dalam menjalankan tugas keagamaan dan kemanusiaan di sana. Ternyata banyak juga orang Indonesia di luar negeri yang mengharumkan nama Indonesia tanpa mengharapkan imbalan materi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun