Mohon tunggu...
Multazam F. Ardi
Multazam F. Ardi Mohon Tunggu... -

Dilahirkan di Pariaman, merupakan anak pertama dari empat orang bersaudara.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Si Petugas Partai?

11 Juni 2014   20:38 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:12 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat siang..

Sudah lama saya meninggalkan Kompasiana, karena aktivitas-aktivitas yang belum memungkinkan saya untuk menulis di Kompasiana. Namun kali ini saya mencoba menyempatkan diri...

Sesungguhnya sudah dari kemarin-kemarin secara pribadi saya ingin menulis opini saya tentang hal ini...

Joko Widodo, lebih dikenal sebagai Jokowi. Kader Partai Persatuan Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Walikota Solo. Pada periode kedua kepemimpinannya sebagai Walikota Solo, ia mendapatkan suara sebanyak 90% lebih, suatu angka yang sangat mutlak dan mencengangkan mengingat sangat kurangnya kampanye yang ia lakukan.

Terpilih sebagai Walikota Solo, pada periode kedua kepemimpinannya ia di"paksa" untuk dicalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Berpasangan dengan Basuki Tjahaya Punama, ia mengalahkan Gubernur Incumbent Fauzi Bowa yang berpasangan dengan Naraya.

Tidak sampai dua tahun ia memimpin DKI Jakarta sebagai Gubernur, lagi-lagi ia di"paksa" untuk dicalonkan sebagai Presiden Republik Indonesia.. Whaatt..?? Kaget,, karena saya pribadi memprediksikan Jokowi akan maju dalam pemilihan presiden berikutnya, bukan pada pemilihan presiden saat ini.

Ada hal yang menarik ketika Megawati sebagai Ketua Umum PDI-P menetapkan pencalonan Jokowi. Secara eksplisit Megawati menyatakan bahwa Jokowi ditugaskan oleh PDI-P sebagai calon presiden dan maju pada pemilihan presiden kali ini. Setelah pernyataan ini selanjutnya beredarlah opini yang menyatakan bahwa Jokowi adalah Capres Boneka, sehingga dikhawatirkan setiap keputusannya dalam memimpin pemerintahan (jika terpilih) akan berada  dibawah bayang-bayang PDI-P dan Megawati sebagai institusi dan orang yang memberinya tugas.

Lalu adakah yang salah dengan pernyataan Megawati, sehingga ditanggapi negatif oleh berbagai kalangan dan lawan politik..?

Secara pribadi saya menilai tidak ada yang salah.

Cobalah perhatikan baik-baik apa yang dinyatakan dan substansi pernyataanya.

JOKOWI DITUGASKAN OLEH PDI-P SEBAGAI CALON PRESIDEN. Ingat... penugasan Jokowi oleh PDI-P adalah sebagai Calon Presiden, bukan sebagai Presiden. KARENA RAKYAT LAH YANG AKAN MEMBERI TUGAS KEPADA SESEORANG UNTUK MENJADI PRESIDEN.

Jokowi memang sebagai kader partai, dan petugas partai yang diberi tugas sebagai Calon Presiden. Jadi, tidak ada yang salah toh dengan pernyataan Megawati dan PDI-P tentang penugasan Jokowi sebagai Calon Presiden...

Bukankah Pasangan yang lain juga ditugaskan sebagai Capres dan Cawapres oleh partai-partai pengusungnya..?

Oleh karena itu menjadi tidak relevan jika pernyataan Megawati dan PDI-P tersebut kemudian memunculkan premis "Capres Boneka".

Demikian,,,

Salam Hangat..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun