Mohon tunggu...
Muhammad jimly Assiddiqie
Muhammad jimly Assiddiqie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Orang yang tertarik dengan realita

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Topografi Kota Batu dan Kaitannya dengan Perekonomian Masyarakat

6 Desember 2023   07:37 Diperbarui: 13 Desember 2023   12:42 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TOPOGRAFI DAERAH BATU DAN KAITANNYA DENGAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT

Siapa sih yang tak kenal dengan Kota Batu. Kota yang dijuluki sebagai kota apel ini terletak di sebelah barat laut Kota Malang tepatnya 20 km dari pusat Kota Malang. jika ditempuh dengan kendaraan bermotor maka akan memakan waktu 30-40 menit. Daerah yang berada pada ketinggian rata-rata 700-1800 meter diatas permukaan laut ini menjadi salah satu kota yang menjadi jujukan destinasi wisata. selain itu, kota yang memiliki luas sekitar 202,30 km ini memiliki kenampakan alam yang didominasi Kawasan dataran tinggi dan perbukitan. Dengan kondisi seperti ini menjadikan Kota Batu memiliki lahan yang subur dan cocok untuk ditanami berbagai macam sayur-mayur. sehingga mayoritas masyarakat disana berprofesi sebagai petani.

Letak Kota Batu yang berada di dataran tinggi membuat suhu udara di sekitarnya relatif dingin. Suhu udara disana berkisar antara 18 - 24 C, dengan kelembapan udara sekitar 75 - 98%, kondisi iklim dan topografi yang seperti membuat Kota Batu cocok untuk kegiatan pertanian dan penghasil tanaman. Batu memiliki tanah yang subur dan iklim yang mendukung membuat barbagai sayur, bunga,dan buah tumbuh subur. Kota batu terkenal dengan sebutan kota apel karena kota ini menjadi salah satu pengahasil apel terbesar di Indonesia.

ppid.batukota.go.id
ppid.batukota.go.id
Berdasarkan peta topografi diatas, maka ketinggian kota batu yang berkisar 700 – 1800 meter ini termasuk dalam klasifikasi zona iklim jhughun sedang. Zona iklim ini ditemukan pada daerah yang memiliki ketinggian 600 – 1500 meter diatas permukaan laut. Dan memiliki suhu sekitar antar 17 – 22 derajat celcius. Hal ini juga mempengarhui komoditas tanaman pada sektor pertanian, tidak semua tanaman cocok ditanam pada kondisi iklim jhunghun. Terdapat tanaman-tanaman tertentu yang memang cocok ditanam di daerah tersebut. Seperti, cokelat, tembakau, kol, anggrek, sawi, selada, dll. Hal ini serupa dengan komoditas pertanian daerah batu yang juga menanam tanaman serupa.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kini buah apel tidak hanya dikonsumsi secara utuh, melainkan telah banyak varian olahan dari buah apel itu sendiri. Kreatifitas masyarakat sekitar yang mampu mengolah buah apel menjadi makanan ataupun minuman kekinian yang memiliki nilai jual tinggi. Sehingga taraf perekonomian warga masyarakat khususnya di daerah batu meningkat. Banyak sekali olahan apel yang telah beredar di pasaran seperti, sari bauh apel, kripik apel, dodol apel, pie apel dan masih banyak lagi.

Selain sektor pertanian, Kota Batu menjadikan kenampakan alam sebagai salah satu sektor yang mendorong perekonomian masyarakat. Banyak destinasi wisata yang menarik sehingga hamapir setiap hari tempat-tempat tersebut ramai akan pengunjung. sektor pariwisatadi daerah batu berkembang sangat pesat. Menurut badan pusat statistik (BPS) Kota Batu sepanjang tahun 2022 jumlah pengunjung telah mencapai 7,4 juta pengunjung. Hal ini pastinya membawa kabar gembira bagi masyarakat setempat. Diharapkan setiap  tahun Tingkat pengunjung yang datang ke kota ini akan semakin meningkat.

Akhir-akhir ini wisata alam menjadi salah satu tren bagi kaum muda. Keindahan-keindahan alam yang ditawarkan tentu menjadi daya Tarik bagi para kaum milenial untuk melepas penat sejenak ditengah kesibukan dalam menjalani kehidupan. Tak hanya itu, Objek alam yang dianggap estetik atau memesona ini sering kali mereka manfaatkan untuk bahan postingan di akun sosial media mereka. Berbagai objek wisata tersedia di Kota Batu mulai dari wisata alam, agrowisata, wisata keluarga, pedidikan, area perkemahan, dll.

Dampak dari minat para pengunjung ini akan membuat tempat tersebut ramai dikunjungi. Hal ini akan menyebabkan para pelaku ekonomi di sekitar Kawasan wisata memperoleh keuntungan dari penjualan buah-buahan, sayur, oleh-oleh, karya tangan dan lain-lain. Untuk mendapat kan cinderamata ataupun oleh-oleh para wisatawan tidak perlu bingung untuk mencari karena para pelaku industri rumah tangga (UKM) banyak membuka rumah produksi sendiri dan hampir dapat ditemui di seluruh Kota Batu.

Kenampakan alam kota batu jika dimanfaatkan dengan baik maka akan meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga kesejahteraan akan terwujud. Pemerintah juga harus ikut andil dalam pengembangan daerah wisata sehingga tak hanya wisatawan lokal yang datang. Akan tetapi, wisatawan mancanegara juga bisa mengunjungi tempat wisata tersebut. Untuk mewujudkannya perlu disediakannya fasilitas yang memadai dan akses yang mudah menuju tempatnya. kemudian para pelaku usaha industri rumah tangga dapat bekerjasama dengan berbagai pihak Perusahaan seperti pihak swasta, hal ini akan turut memajukan perkembangan usaha mereka. Mereka akan mendapat dukungan berupa sumber daya, teknologi, pengetahuan, dan promosi yang mampu meningkatkan penjualan. Sehingga, tak hanya pasar dalam negeri saja yang dijangkau akan tetapi diharapkan dapat menjangkau pasar luar negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun