Mohon tunggu...
jim jimmmy
jim jimmmy Mohon Tunggu... jurnalis -

Nama Asli Ulul Azmi, kerap dipanggil Jim Jimmy

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Abu Tedjo Vs Uncle Jim

13 November 2015   09:10 Diperbarui: 13 November 2015   09:40 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

(Bagian I)

 

Silaturahmi, lazimnya mempererat tali persaudaraan. Tapi tidak kali ini. Silaturahmi menyulut pertikaian.

Bermula dari pertemuanku dengan sahabat lama masa SMU, sebut saja Ucheng yang dulu nakalnya bukan main. Sekarang bikin aku ta'jub dan senang. Perubahan yang drastis. Selalu berpakaian gamis, berjanggut dan tak ketinggalan celana cingkrang. Obrolan ku (Uncle Jim) dengan teman yang lebih suka disebut Abu Tedjo (Abu) itupun berlangsung....

Abu  : Gimana kabarnya akhi...masyaallah lama kita tak bersua....kemana aja?

Jim   : Alhamdulillah, kheer 'ala kulli haal kheer...(jawabku mengimbangi gaya bahasa dia yang juga berubah total)

Abu  : Akhi...kabarnya kerap bepergian luar pulau...apa yang anda kerjakan

Jim   : Wahai Abu...begitulah aku mendapatkan nafkah...keliling bumi Allah kutulis dengan kata-kata

Abu   : Lho..!lalu siapa yang biayai itu semua...

Jim    : Yah ada saja sponsor..bisa agen perjalanan, provider celluler atau perusaahaan tertentu...

Abu   : Yang ke Papua antum dibiayai siapa (Abu terus memburu)

Jim    : Ooo itu provider celluler ANU , kenapa ?

Abu langsung berdiri...dan berkata keras

" Antum yang diburu hanya persoalan duniawi saja...tahu tidak kamu sudah bantu orang kafir memperkaya diri"

 

Aku melongo...dan hati bertanya-tanya kenapa si Abu bersungut? Apa ada yang salah dengan omonganku. Belum sempat bertanya dia lanjutkan amarahnya " Ya akhi...ANU itu milik orang KAFIR, kenapa akhi mau bekerja dengan mereka? bukankah bekerja sama dengan orang kafir itu haram?" Aku tambah melongo ...lama menunggu selesai Si Abu ngamuk. Setelah agak reda segera aku alihkan pembicaraan dengan bahasan ringan

Jim : Ya akhi...sampean masih berdagang pakaian di Kios Pasar Malam tah ?

Abu : Nah itu wajib. Dalam bekerja pun saya mencontoh Rasulullah SAW, kenapa ya akhi? (dia kembali bertanya)

Jim : Enggak...saya kok kesulitan mencari celana jeans yang pas, apa ada di toko sampean (dengan nada bicara yang aku turunkan sedikit).

Dengan suka cita Abu menjawab: Oh...stok ana banyak datang ke toko....(pinta Abu)

Jim : Jeans merek apa? Cardinal, Lea, atau.....(belum selesai sebut sejumlah merek Abu menyahut)

Abu: Semua ada dalam berbagai ukuran...dari yang murahan hingga yang mahal tersedia...(Abu dengan bangganya)

Aku langsung berdiri dan berkata keras :

" Hai Abu..Semoga Allah mengampunimu...Kau telah terjerumus ke lembah kekafiran. Tahukah engkau...Celana Jeans itu produk Dajjal Amerika...Camkan in wahai akhi...Engkau dengan sengaja membantu Negeri Kafir Amerika...dan Engkau dengan sadar sudah menyebar luaskan pakaian khas COWBOY yang jelas - jelas Musuh Islam yang nyata...TUTUP saja Toko mu Wahai Abuuu...."

 Akupun menyulut rokok dan melenggang pergi tanpa salam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun