Fenomena perburuan harta karun Koin Jagat sedang jadi trending topik di dunia maya dan trending aktivitas di dunia nyata.
Bagaimana tidak.. jika saja seseorang menemukan koin yang disebar melalui dunia maya itu di dunia nyata, maka koin tersebut, konon, dapat ditukar dengan uang betulan sampai jutaan Rupiah.
Sontak saja para kaum rebahan segera mencari sendal untuk buru-buru keluar rumah mencari koin-koin yang terlihat di aplikasi yang disebar di tempat-tempat yang mereka kenal di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali.
Sebetulnya aplikasi ini bermaksud baik, untuk menggerakkan anak muda agar tidak rebahan main game melulu seharian. Aplikasi ini mengajak anak muda untuk beraktivitas di luar rumah dengan tetap tidak meninggalkan idola mereka berupa game di HP-nya.
Sayangnya, aktivitas ini mulai meresahkan karena memberikan sejumlah dampak negatif, salah satunya rusaknya fasilitas publik.
Lebih disayangkan lagi ada media terkenal di Indonesia yang membuat judul berita yang tendensius dan misleading (menyesatkan):
"Aplikasi Jagat yang Bikin Heboh karena Perburuan Koin, Diresmikan Jokowi pada 2022".
Sontak para netizen yang maha benar menyalahkan Presiden ke-7 Republik Indonesia yang sudah pensiun itu sebagai aktor dibalik kerusakan fasilitas umum sebagai dampak dari perburuan koin ini.
Padahal, jika kita membaca isi dari tulisan di media tersebut, sama sekali tidak ada penjelasan keterkaitan aplikasi Koin Jagat dengan Jokowi.
Yang ada adalah dua sub judul:
- Cerita tentang peresmian aplikasi Jagat Nusantara pada 28 Oktober 2022 sebagai platform media sosial yang menyajikan dunia metaverse dengan lokasi di Ibu Kota Nusantara atau IKN.
- Cerita tentang pengembang aplikasi Koin Jagat yang dipanggil Komdigi.
Lha, beda konteks kan?
