Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Insinyur - Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Insinyur lulusan Usakti

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Gunakan KPI untuk Melawan Fake Productivity!

6 Mei 2024   11:53 Diperbarui: 6 Mei 2024   12:51 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Produktivitas, dalam dunia kerja adalah suatu kewajiban bagi Karyawan karena menjadi salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan bisnis Perusahaan. Jika Karyawan tidak produktif, mengerjakan segudang tugas ini-itu tanpa hasil, tentu kegiatan operasional Perusahaan menjadi terganggu dan Karyawan pun boleh dibilang magabut (makan gaji buta).

Dalam Sistem Manajemen Nasional maupun Internasional manapun, Produktivitas adalah suatu point penting untuk kemajuan bisnis Perusahaan modern.

Contohnya Sistem Manajemen Internasional dibawah naungan ISO (International Organization for Standardization) yang banyak diadopsi menjadi SNI (Standar Nasional Indonesia) oleh BSN (Badan Standarisasi Nasional), misalnya ISO 9001 untuk Mutu, ISO 14001 untuk Lingkungan dan ISO 45001 untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Semua standar tersebut pasti mewajibkan Perusahaan untuk meningkatkan Produktivitas melalui Target dan Continual Improvement (Perbaikan yang berkesinambungan).

Target-target tersebut tentu mengacu pada Visi dan Misi Perusahaan dan dapat diterapkan dibeberapa level. Misalnya level Management, level Departemen bahkan level Karyawan, melalui KPI (Key Performance Indicator). Sebetulnya, KPI sudah umum digunakan oleh banyak Perusahaan di Indonesia.

Dalam dunia Pendidikan, KPI ini dikenal sebagai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan Peserta Didik. KKM mewajibkan para Pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian Peserta Didik yang masih berada dibawah nilai KKM (misalnya: remedial atau pengayaan) agar dapat melampaui kriteria ketuntasan minimal.

Kembali ke dunia kerja, untuk meningkatkan Produktivitas Karyawan, sudah seharusnya Perusahaan menetapkan KPI bagi semua Karyawannya dan harus selalu ditinjau secara periodik untuk diintegrasikan dengan Sistem Penilaian Karyawan (Performance Appraisal) yang ada.

Cara membuat KPI dalam Sistem Penilaian Karyawan secara umum:

1) KPI: indikator yang menggambarkan aspek hasil kerja Karyawan.

  • Indikator harus bersifat terukur, berupa angka yang bisa dihitung/diukur.
  • Indikator merujuk pada hasil kerja (output) Karyawan.
  • Indikator yang memberikan informasi sejauh mana Karyawan telah berhasil mewujudkan target kerja yang telah ditetapkan Perusahaan.

2) Perusahaan/Atasan/HRD melakukan analisa:

  • Review tugas/uraian pekerjaan individual.
  • Analisa dan rancang Target/Sasaran Kinerja.
  • Tentukan KPI dan bobot setiap KPI:
    • Prioritas KPI -- semakin tinggi prioritasnya, sebaiknya semakin besar bobotnya.
    • Tingkat kesulitan untuk mencapai target -- semakin sulit pencapaiannya, sebaiknya bobot semakin tinggi.
    • Tingkat kredibilitas (tidak mudah dimanipulasi) data pencapaian KPI -- semakin kredibel, sebaiknya bobot semakin tinggi.
    • Keseluruhan bobot = 100%.
  • Tentukan target setiap KPI yang harus dipenuhi Karyawan.
  • Tinjau hasil KPI secara periodik (mingguan atau bulanan).

3) Di akhir periode Penilaian, Atasan akan menilai hasil kinerja Karyawan seperti pada contoh tabel dibawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun