"Air, air, dimana-mana..."
Benar, air di Bumi ada dimana-mana: di udara, di awan, di permukaan Bumi, di sungai, di lautan, di tumbuhan, di makhluk hidup bahkan air dapat masuk ke dalam rumah ketika banjir tiba.
Semua makhluk hidup memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan bagian penting dalam proses metabolisme.
Banyak Pabrik Industri di Indonesia yang telah mengadopsi Sistem Manajemen Lingkungan, baik nasional maupun internasional, yang bertujuan sebagai upaya untuk mencegah pencemaran lingkungan seperti pencemaran udara, tanah dan air. Sebab, jika ada pencemaran air sungai misalnya, yang menjadi kambing hitam adalah Pabrik Industri.
Padahal potensi pencemaran air bukan hanya dari Pabrik Industri tapi dari rumah tangga juga bisa, yaitu dari limbah deterjen untuk mencuci baju atau piring. Hal yang sama juga dapat terjadi dari usaha cuci motor atau mobil. Belum lagi kebiasaan sebagian masyarakat untuk buang hajat atau buang sampah di sungai, semua itu ancaman dari keberadaan air di muka Bumi.
Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar orang tua kita berujar," Ayo nak, irit-irit air!"
Tapi, kita sebagai anak-anak, kadang berpikir bahwa, "Ah, air kan banyak.. kenapa harus diirit-irit sih?" Apalagi kita diajarkan di sekolah tentang adanya Siklus Air atau perputaran air yang tidak ada habis-habisnya.
Sumber daya air tawar jatuh dari langit sebagai hujan dan mengalir ke sungai, danau serta diserap menjadi air tanah. Kemudian ada lagi proses penguapan, membentuk awan untuk kembali diturunkan dalam bentuk hujan.
Siklus Air tidak selamanya berjalan lancar, terutama di musim kemarau yang tidak ada hujan. Bagaimana Bumi menyediakan air untuk makhluk hidup?
Ternyata persediaan air tidak hanya sekedar air permukaan, tetapi juga banyak air di bawah kaki kita alias air tanah yang kemudian dikeluarkan melalui mata air. Air tanah ini juga disedot oleh manusia menggunakan pompa air untuk memenuhi kebutuhan hidup selain pengolahan air baku yang disediakan Pemerintah. Â
Lalu, pertanyaannya:
- Apakah air tidak bisa habis?
- Berapa jumlah air yang ada di Bumi?
Adalah USGS (U.S. Geological Survey - Survei Geologi AS) sebuah lembaga yang membagikan ilmu pengetahuan tentang bahaya alam yang mengancam kehidupan, air, energi, mineral, dan sumber daya alam lainnya, kesehatan ekosistem dan lingkungan kita, serta dampak perubahan iklim dan penggunaan lahan.
Dikutip dari websitenya www.usgs.gov, berdasarkan penelitian, jumlah air yang ada di Bumi adalah:
1.386.000.000 kilometer kubik
Yang terdiri dari:
- air asin di lautan: 97%
- air tawar: 3%
Dari 3% air tawar, terdiri dari:
- Lapisan es, gletser dan salju permanen: 70%
- Air tanah: 29%
- Air yang mudah didapatkan makhluk hidup: 1%
Dari 1% air untuk makhluk hidup:
- Ada di danau: 52%
- Kelembaban hutan: 38%
- Sungai: 1%
- Penguapan air: 1%
- Air untuk kebutuhan makhluk hidup: 1%
Jika digambarkan perbandingannya dengan diameter Bumi, maka besarnya total jumlah air akan tampak seperti ini:
Dimana:
- bola air yang terbesar = 97% air laut.
- bola air ukuran sedang = 3% air tawar.
- bola air kecil seperti titik = 1% untuk makhluk hidup.
Jadi kalau dihitung secara matematika, bisa dibayangkan, air alami yang tersedia untuk makhluk hidup di Bumi hanya:
0,0001 x 1.386.000.000 kilometer kubik = ?
Jika ingin memahami lebih lanjut penelitian tentang air, silahkan mampir ke website www.usgs.gov. Â
Karena itu dunia internasional pun telah menetapkan Hari Air Sedunia setiap tanggal 22 Maret untuk mengingatkan penghuni Bumi akan pentingnya air bagi kehidupan.
Ayo kita sayangi air demi masa depan anak cucu kita!