Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Insinyur - Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Insinyur lulusan Usakti

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penerapan Manajemen Lingkungan di Perusahaan

15 Januari 2024   11:35 Diperbarui: 15 Januari 2024   12:37 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaman tahun 1995-an, saya sebagai pekerja Pabrik saat itu, sama sekali tidak paham bahkan boleh dibilang tidak peduli dengan yang namanya lingkungan produksi.

Sebab pekerjaan saya waktu itu adalah dibagian Quality Control yang lebih fokus pada mutu atau kualitas produk yang dihasilkan proses produksi Pabrik, bukan pada lingkungan area produksi Pabrik.

*

Tapi segalanya berubah sejak saya dipromosikan sebagai MR (Management Representative = Wakil Manajemen) ISO 9001 sekitar tahun 2000-an yang tugas pokoknya adalah mengelola Sistem Manajemen Mutu di Perusahaan.

ISO (International Organization for Standardization) adalah sebuah organisasi internasional non pemerintah yang didirikan di Eropa pada tahun 1947 yang bertujuan untuk menyusun Standar Internasional agar kinerja proses dan produk atau layanan dihasilkan memenuhi persyaratan standar yang diakui di seluruh dunia.

Indonesia adalah bagian dari keanggotaan yang berjumlah sekitar 164 negara dan diwakili oleh BSN (Badan Standarisasi Nasional). Standar Internasional tersebut diadopsi oleh BSN menjadi SNI (Standar Nasional Indonesia) sehingga Perusahaan-Perusahaan yang menerapkan persyaratan Sistem Manajemen ini dapat bersaing di dunia internasional.

Produk ISO sendiri cukup beragam, yang populer antara lain:

  • ISO 9001: Sistem Manajemen Mutu
  • ISO 14001: Sistem Manajemen Lingkungan
  • ISO 45001: Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  • ISO 22000: Sistem Manajemen Keamanan Pangan
  • ISO 37001: Sistem Manajemen Anti Penyuapan

*

Suatu ketika Presiden Direktur Perusahaan memanggil saya dan memerintahkan agar Perusahaan mendapatkan Sertifikat ISO 14001 dalam waktu 1 tahun.

Sumber gambar: MK Academy
Sumber gambar: MK Academy

Tantangan ini membuat saya harus belajar banyak tentang lingkungan yang dipersyaratkan ISO 14001, utamanya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan (sustainable) di area Pabrik.

Lingkungan menurut ISO 14001 adalah keadaan sekeliling dimana suatu Perusahaan beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan hubungan di antara mereka. Cukup luas ya..

Manfaat ISO 14001 sangat besar untuk Perusahaan atau Pabrik di Indonesia karena jika ada pencemaran lingkungan, biasanya tersangka utama adalah Pabrik yang ada di sekitar itu. Karena itu Perusahaan wajib aktif dalam pengelolaan lingkungan.

Hal-hal yang patut dihindari oleh Perusahaan atau Pabrik antara lain:

Pencemaran Tanah:

Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial atau limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Pencemaran Udara:

Keadaan ini bisa menyebabkan kualitas udara menurun dan dampak yang paling terasa adalah terganggunya kesehatan manusia dan juga kehidupan makhluk lainnya. Aktivitas manusia yang tidak terkontrollah yang menjadi penyumbang terbesar penyebab pencemaran udara.

Karena itulah masalah ini harus segera ditanggulangi agar efeknya tidak semakin meluas dan bumi bebas dari ancaman polutan, misalnya gas Karbon Dioksida, Karbon Monoksida, Nitrat, dan lain-lain.

Pencemaran Air:

Pencemaran air terjadi jika ada polutan yang masuk ke dalam air seperti zat kimia, energi dan unsur lainnya sehingga merubah bentuk asli dari air menjadi berubah warna dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Adapun beberapa zat kimia yang bisa mencemari air diantaranya adalah zat fosfat yang berasal dari deterjen yang digunakan Rumah Tangga, kebocoran bahan bakar minyak, limbah B3 hasil buangan dari Pabrik, limbah organik dari sampah rumah tangga dan juga kotoran hewan.

Sumber gambar: Pribadi (materi pelatihan ISO 14oo1)
Sumber gambar: Pribadi (materi pelatihan ISO 14oo1)

Prosedur yang diterapkan di Perusahaan adalah menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan dengan cara memastikan kandungan logam berat yang terdapat pada material bahan baku dengan mengikuti standar Restriction of Hazardous Substance (RoHS). Jadi setiap sampel bahan baku yang digunakan diuji lebih dulu di laboratorium independen untuk mengetahui kadar 10 jenis logam berat yang dipersyaratkan RoHS.

Dengan demikian, diharapkan limbah Produk dari Pabrik yang, kemungkinan, dibuang oleh konsumen karena tidak digunakan lagi, tidak berpotensi mencemari tanah, udara dan air.

*

Proses penerapan Sistem Manajemen Lingkungan diawali dengan mengikuti pelatihan eksternal, pelatihan yang diadakan oleh Lembaga Pelatihan diluar Perusahaan. Kemudian mempersiapkan Prosedur untuk pelaksanaan, evaluasi Peraturan Perundangan Indonesia sampai pada pelatihan internal untuk membangun awareness (kepedulian) semua pekerja Pabrik dan Perusahaan tanpa kecuali.

Pelatihan ini menjadi hal yang menarik, karena saya harus menularkan ilmu dan membangkitkan kepedulian tentang lingkungan untuk sekitar 500-an orang (dari 2 cabang Perusahaan). Karena tanpa dukungan dari semua pekerja maka proses penerapan lingkungan Pabrik yang sehat tidak akan dapat terlaksana.

Kepedulian dimulai dari membiasakan mereka untuk:

Pemilahan sampah berdasarkan jenisnya, misalnya: sampah organik dan non organik, kemudian sampah non organik dipisahkan lagi masing-masing jenisnya (plastik, botol, kaleng, kertas dan lain-lain).

Pengelolaan limbah B3 (Bahan Bahaya dan Beracun) yang dihasilkan Pabrik dan membedakannya dengan limbah non-B3. Limbah B3 ini harus ditampung ditempat khusus untuk kemudian diolah menggunakan WWTP (Waste Water Treatment Plant) atau dikelola oleh Perusahaan pengelola B3.

Pengelolaan sampah rumah tangga di kantin. Selain memisahkan sampah organik dan non organik, pengelola kantin wajib menghindari peralatan makan dan minum sekali pakai, seperti sedotan, sendok atau piring plastik. Mereka wajib menggunakan peralatan makan yang dapat dipakai ulang.  

Sumber gambar: Pribadi (materi pelatihan ISO 14001)
Sumber gambar: Pribadi (materi pelatihan ISO 14001)

Sampah-sampah dari Perusahaan tersebut dikelola oleh pihak ketiga untuk diolah lebih dahulu menjadi energi lain atau dibuang tanpa mencemari lingkungan.

*

Untuk membangun kesadaran tentang lingkungan memang tidak mudah. Perlu kesabaran, ketegasan dan trik-trik khusus.

Materi pelatihan tentang lingkungan pun dibuat se-asyik mungkin agar para peserta pelatihan jadi tertarik, tergugah dan menyadari pentingnya pengelolaan lingkungan di area kerja. Bahkan mereka diwajibkan untuk menularkan pengelolaan lingkungan di rumah tangga masing-masing.

Pelatihan ini tidak cukup satu kali, tapi rutin dilakukan setiap tahun dengan materi yang tentunya berbeda dan up to date agar mereka tidak bosan.

Selain itu seminggu sekali, saya dan team menjalankan patroli lingkungan untuk memastikan Prosedur dan pemeliharaan lingkungan kerja benar-benar dijalankan setiap individu. Tentu jika ada temuan ketidaksesuaian kami akan menerbitkan formulir agar individu atau Departemen yang bersangkutan memperbaikinya.

Sumber gambar: Pribadi
Sumber gambar: Pribadi

Dan Alhamdulillah dengan dukungan Manajemen dan seluruh karyawan, Perusahaan memperoleh sertifikat ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan dalam waktu kurang dari 1 tahun dan mempertahankan sertifikat tersebut sampai saat ini.   

*

Setelah tidak lagi bekerja di Perusahaan tersebut, saya pun masih sering kontak dengan Person In Charge (PIC) yang bertanggungjawab saat ini untuk memantau dan diskusi tentang perkembangan kondisi terkini agar hasil jerih payah masa lalu dapat menjamin masa depan lingkungan Perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) pada khususnya dan lingkungan hidup serta kualitas hidup masyarakat Indonesia yang lebih baik pada umumnya.

Profesi Trainer dan Konsultan yang saya jalani saat inipun menerima dengan senang hati pelatihan tentang Sistem Manajemen Lingkungan dengan tujuan agar ilmu yang saya miliki dapat diberikan kepada yang memerlukan dan tidak hilang begitu saja.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun