Di tengah Pandemi Covid-19 ini,  sebetulnya saya ngga ingin komentarin kebijakan-kebijakan terbaru Pemprov DKI Jakarta, sebab kan mereka Pemerintah dan saya ini  apalah.. hanya warga ber-KTP DKI saja dan toh sudah banyak warga, utamanya Netizen yang berkomentar ini itu.
Ketika Patung Jendral Soedirman hendak diberi masker, saya hanya membathin tak sampai komentar.
Karena menurut saya dari segi target dan tujuan jika dipasang masker kurang cocok deh sebab:
- Patung tersebut berada di tengah-tengah jalan raya dan tidak terlalu tinggi pula sehingga warga yang lewat seringnya tidak memperhatikan patung tersebut.
- Berada didekat jalur Transjakarta dan banyak pepohonan yang berpotensi menghalangi pandangan.
- Hanya dapat terlihat dari jalur Selatan ke Utara dan tidak bisa terlihat dari arah sebaliknya karena sang Patung membelakanginya.
Sehingga jika dipaksakan.. ya nanti mubazir. Pak Gubernur bisa marah-marah lagi seperti kasus TOA.
Tapi itu tidak mau saya komentarin apalagi saya tulis di Kompasiana, tidak kok.
*
Berikutnya ada lagi berita tentang Cat Genteng.
Apa itu?Â
Oh rupanya ada ide segar dari Pak Gubernur sendiri yang diunggah ke YouTube.
Karena Pak Gubernur sangat bangga dengan proyek Flyover Lenteng Agung dan Tanjung Barat yang berbentuk unik mirip tapal kuda dan yang pertama di Indonesia maka beliau memutuskan untuk mempercantik tampilannya.
Sebagai informasi bahwa Flyover ini dibangun untuk mengatasi kemacetan yang terjadi saat kendaraan akan putar arah. Maklum ditengah jalur jalan raya ada jalur Kereta Api sehingga kendaraan harus antri ketika Kereta lewat.
Nah.. Pak Gubernur ingin mempercantiknya agar dapat menjadi icon Jakarta dengan menanam pepohonan di jalur hijau dan mewarnai genteng perumahan warga yang ada disekitar lokasi sesuai warna keinginan Pak Gubernur.
"Enak betul warnanya begini", katanya sambil menunjuk genteng rumah warga yang berwarna abu-abu karena menggunakan asbes. "Jangan dong.. kita yang menentukan".
"Wah mestinya waktu rumah itu dibangun, bapak nyumbang gentengnya pak", bathin saya.
Baiklah jika Pak Gubernur punya mau, siapa sih yang dapat mencegah?
Tapi pak.. sebagai warga DKI yang tiap hari lewat jalan Lenteng Agung tersebut saya jadi penasaran.. setelah genteng-genteng itu di cat berwarna bagaimana cara melihatnya?
Daerah situ ngga ada gedung-gedung tinggi untuk menikmati keindahannya.Â
Apakah nanti Bapak akan pasang kamera atau drone agar bisa terlihat setiap saat? Atau gimana?
Orang lewat jalan itu tidak bisa melihat genteng rumah warga dong Pak walaupun naik bis Transjakarta atau jembatan penyeberangan.
Bingung sayanya...
Kalo boleh saran sih lebih baik Bapak membenahi rumah-rumah dipinggir jalan raya Lenteng Agung tersebut karena perumahannya tidak terlalu bagus dan terkesan kumuh.. ada warung, ada kios, ada banyak PKL, ada kios buah, rumah makan, penitipan motor, ruko juga ada beberapa, rumah tinggal, kumpulan ojek pengkolan dan ojek online, jualan masker dan lain-lain..
Jika itu semua diwarnai dan dipercantik, saya pasti akan menikmatinya ketika pergi pulang ngantor..
Percaya deh sama saran warganya.. tapi ini cuma saran lho Pak agar karya Bapak bisa dinikmati warga DKI dengan suka cita..
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H