Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Insinyur - Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Insinyur lulusan Usakti

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Perjuangan bersama Ford Indonesia: Dari Opas sampai Presiden Direktur

29 Januari 2016   10:59 Diperbarui: 10 Maret 2024   21:04 3137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan berjalannya waktu, mobil Ford yang pertama masuk ke Indonesia adalah Ford Anglia dan Ford Prefect dari Inggris. Walaupun dari segi penjualan tidak terlalu baik tapi Ford Prefect cukup memanjakan penggemar otomotif untuk menikmati mobil rasa Eropa dengan harga lebih murah daripada mobil-mobil yang beredar saat itu seperti Landrover, Morris, Leyland, Chevrolet, Bedford, Mercedes Benz, Opel dll.

Perkembangan dunia otomotif di Indonesia mulai menarik bagi pengusaha untuk melirik produk-produk Jepang dengan ditandai masuknya mobil Jepang Mazda dan Hino pada tahun 1959 ke pasar Indonesia lewat PT. National Motor yang didirikan oleh Bachtiar Lubis yang kemudian berkolaborasi dengan Agus Ismail Ning (putra Hasjim Ning).

IRMC tidak tinggal diam menghadapi ancaman masuknya mobil-mobil Jepang, mereka mengeluarkan produk andalan Ford Cortina dari Inggris dan Ford Falcon dari Australia.

Ford Cortina diandalkan sebagai mobil keluarga yang compact dan bersaing dengan mobil-mobil sekelas Holden Torana, Mazda 323 dan Toyota Corolla. Sedangkan Ford Falcon ditujukan untuk kaum eksekutif dan bersaing dengan Holden Kingswood, Mercedes, BMW 520, Toyota Cressida dll.

**

Waktu terus bergulir, medio tahun 1970-an serbuan mobil-mobil Jepang terus menggerus pasar otomotif Indonesia. Tokoh-tokoh bermodal besar seperti Liem Sioe Liong (Suzuki), Sjarnubi Said (Mitsubishi), Ang Kang Ho (Honda), Atang Latief (Suzuki), Sudwikatmono (Suzuki), Mochtar Riyadi (Suzuki), Bachtiar Lubis (Mazda), Affan Family (Nissan), Ibnu Sutowo (Mitsubishi) dll. masuk ke dunia otomotif untuk ikut serta membangun industri otomotif nasional, belum lagi grup Astra (Toyota) yang dimodali langsung dari Jepang, semua membuat “kue” yang tersaji harus dibagi-bagi.

Dengan masuknya tokoh-tokoh bermodal besar ke dunia otomotif Indonesia, persaingan bisnis semakin ketat. Semua pilihan aneka ragam mobil tergantung dari konsumen. Konsumen Indonesia kebanyakan lebih memilih mobil-mobil Jepang karena harga yang ditawarkan lebih murah dari pada mobil non Jepang, walaupun sedikit mengorbankan kenyamanan.

IRMC yang sejak tahun 1976 dipimpin oleh Presiden Direktur H. Sarosa Ratam, mulai terkena dampaknya. “Kue” yang didapat Ford makin lama makin mengecil walaupun Ford telah mengeluarkan beberapa varian baru untuk Ford Cortina dan Ford Falcon tapi tingkat penjualan semakin menurun.

Puncaknya pada tahun 1980, IRMC sebagai agen tunggal merk Ford di Indonesia terpaksa melakukan PHK terhadap sebagian besar karyawannya. IRMC kala itu hanya menyisakan 2 orang karyawan, diluar security, yaitu Presiden Direktur H. Sarosa Ratam dan Tjaslam sebagai OB (Office Boy).

**
Tapi ternyata PHK yang dilakukan Sarosa adalah pilihan strategi untuk menggaet investor baru. Tahun 1981, IRMC merger dengan PT. Harapan Mobil Nusantara (HMN).

Saham IRMC yang tadinya 52% dimiliki Hasjim Ning, 10% Ny. Ali Murtopo (Yayasan Harapan Kita), 10% Saso Sugiarso (Pakarti Yoga) dan 2,6% dibagi kepada J.R. Koesman (Komisaris), G.S. Hoepoedio (Komisaris) dan H. Sarosa Ratam (Presiden Direktur) beralih menjadi 33% Hasjim Ning, 33% PT. Amalgam (Halim Group) dan 33% PT. Gajah Tunggal (Nur Salim). Sarosa pun kembali dipercaya menjadi salah satu Direktur dan didampingi oleh para profesional dari HMN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun