Sebagian dari kita, bangsa Indonesia, pernah merasa tersinggung ketika bangsa Malaysia menyebut nama negara kita Indonesia dengan kata "Indon".
Sepertinya kata Indon adalah kata yang melecehkan bangsa kita.Â
Walaupun jika kita cari di kamus arti kata Indon, kok tidak ada ya? Tapi kita tetap tersinggung, sekali tersinggung tetap tersinggung. Alhasil, muncul nama baru untuk Malaysia yang diciptakan oleh, entah siapa, yaitu "Malingsia".
Sebagai bangsa yang besar dan beradab, sudahkah kita introspeksi diri dengan menyebut nama negara lain dengan baik dan benar?
Jika anda penggemar sepakbola tentu pernah dengar nama Didier Drogba. Dari negara mana pemain itu berasal?
Jawabannya adalah dari negara Pantai Gading.
Tapi, dalam pergaulan internasional, apakah ada negara dengan nama Pantai Gading? Tidak ada kan?!
Usut punya usut, ternyata negara yang dimaksud adalah Ivory Coast. Dan faktanya Pantai Gading adalah terjemahan bebas Ivory Coast ke bahasa Indonesia, entah oleh siapa.Â
Sama halnya dengan negara New Zealand yang di-Indonesia-kan menjadi Selandia Baru.
Contoh diatas adalah Indonesianisasi dari nama-nama negara. Ada lagi nama negara yang "disesuaikan" dengan logat orang Indonesia seperti Papua Nugini yang versi internasionalnya adalah Papua New Guinea atau Kamboja untuk Cambodia atau Belgia untuk Belgium atau Republik Ceko untuk Czech Republic atau Jepang untuk Japan atau Swiss untuk Switzerland dan masih banyak lagi.
Memang, penyebutan nama-nama itu sah-sah saja selama negara-negara itu tidak protes.Â