Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Insinyur - Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Insinyur lulusan Usakti

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saya Bukan Penggemar Jokowi

15 Januari 2014   14:15 Diperbarui: 3 November 2024   19:05 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat mantan Walikota Solo ini nyalon jadi Gubernur DKI, saya pun tidak memilih beliau. Tapi sebagai orang yang lahir dan besar di Jakarta, saya mendukung beliau ketika beliau terpilih sebagai Gubernur DKI. Siapapun Gubernur-nya, warga DKI wajib mendukungnya.

Persoalan Jakarta sudah sangat kompleks. Kalau bahasa kedokterannya, "sudah stadium 16", amat sangat kronis. Pembangunan Jakarta memang sudah salah dari sononye. 

Jika kota-kota besar di dunia membangun dengan sistem Blok, pembangunan Jakarta hanya terfokus pada daerah Sudirman-Thamrin lalu melebar ke Kuningan-Gatot Subroto dan sekitarnya.

Akibatnya, jalan-jalan tersebut kelebihan beban dan macet kronis pun tak ada solusi karena tidak ada jalan alternatif seperti jika menggunakan sistem Blok. 

Jakarta pun dilewati puluhan kali dan sungai. Karena tanpa pengawasan yang baik, bantaran kali pun dibangun rumah, kampung, gedung, real estate dan lain-lain. Buang sampah ke kali adalah solusi termudah menghemat ongkos kebersihan. Akibatnya banjir Jakarta makin lama makin ganas.

Pembangunan gedung perkantoran dan mall pun menyumbang kekisruhan Jakarta. Lahan hijau dan taman-taman kota, seperti Taman Ria Remaja Senayan, pun ikut tergerus hilang entah kemana berganti dengan hutan dan lantai beton dimana-mana.

Belum lagi, juta'an warga yang tinggal dipinggiran Jakarta, rame-rame masuk Jakarta tiap pagi untuk bekerja, Jakarta terasa padat.

Persoalan Jakarta tidak cuma itu, masih banyak masalah sosial dan kriminal yang sudah kronis. 

Siapapun Gubernurnya, kayaknya ngga akan mungkin merubah Jakarta dalam 2 periode sekalipun. . Lalu apa yang sudah dilakukan Jokowi sebagai Gubernur?

Memang belum banyak karena hari-hari kepemimpinannya yang baru melewati masa 1 tahun. Belum ada perubahan yang berarti selain meneruskan program-program DKI yang tertunda karena faktor Gubernur sebelumnya, seperti proyek Busway, MRT, JLNT, Deep Tunnel dll., normalisasi kali dan waduk-waduk serta memperbaiki kinerja PNS DKI yang terasa amburadul.

Perubahan paling signifikan adalah gaya kepemimpinannya. Berbeda dengan Gubernur-Gubernur sebelumnya, Jokowi lebih senang turun kebawah (blusukan) dan tanpa sungkan menemui langsung rakyatnya.

Ini tentu berdampak positif karena dengan demikian rakyat akan simpati dan mendukung program-program kerja sang Gubernur.

Jokowi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan intergritas yang tinggi sehingga berani mengambil keputusan yang sedikit kontroversial yang tidak berani diputuskan oleh Gubernur-Gubernur sebelumnya tapi tentu dengan cara-cara yang santun ala Jokowi. Jujur dan sederhana, ini juga yang menjadi kunci utama mengapa Jokowi begitu "menggoda" untuk dijadikan idola.

Walaupun demikian, saya bukan penggemar Jokowi.

Apalagi ketika banyak orang berpendapat bahwa Jokowi pantas menjadi Presiden RI periode 2014-2019. Saya berpikir, bagaimana mungkin orang yang tidak tamat satu periode menjadi Walikota (Solo) dan Gubernur (DKI) dicalonkan menjadi Presiden?

Jangan-jangan belum tamat satu periode jadi Presiden, Jokowi bakal "digusur" lagi?

Saya tetap bukan penggemar Jokowi. Tapi sebagai orang yang lahir dan besar di Indonesia, saya akan mendukung beliau jika beliau terpilih sebagai Presiden RI. Siapapun Presiden-nya, Rakyat Indonesia wajib mendukungnya.

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun