Mohon tunggu...
Jim jim
Jim jim Mohon Tunggu... Auditor - Penikmat

Ngteh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Itu

12 Juli 2021   11:42 Diperbarui: 12 Juli 2021   12:06 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala kopi mulai tercium aroma sedapnya kau mulai bercerita tentangnya,,,

Satu kata dua kata tak terasa menjadi phrase,,,

Satu, dua phrase berubah kalimat eja,,,

Hingga tak tersisa lagi kata-kata,,,

Kau diam aku diam,,,

Kau berisyarat dengan jemari membentuk angkat satu,,,

Aku tak tau maksud dirimu,,,hanya mengiyakan dengan anggukan kepala,,,

Lalu tangan itu mulai menariku ke sudut ruangan tak bernama,,,

Mulai berbisik "aku sayang kamu",,,

Kuyakin itu hanya ilusi fatamorgana,,,

Yang kerap menyiksa insan diujung kegelisahan,,,

Satu ciuman dipipi menyadarkanku bahwa itu nyata,,,

Aku gugup beecampur malu,,,lalu kugerakan tubuh ini melepaskan diri dari jeratnya kemaksiatan,,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun