Morfologi dari teripang pasir pada umumnya terdiri dari bagian posterior (terdapat anus) , anterior (terdapat tentakel), ventral (kaki tabung) dan pada bagian dorsal pada terdapat duri - duri lunak berukuran kecil atau dikenal sebagai papilla.Â
Pada bagian anterior atau ujung depan terdapat mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Fungsi dari tentakel tersebut dapat digunakan untuk mengambil makanan berupa bahan organik atau mikroalga yang terkandung di dalam sedimen/substrat di dasar perairan.Â
Kaki-kaki tabung pada teripang pasir terletak di sepanjang sisi tubuh bagian bawah. Permukaan kulit atau sisi tubuh bagian atas umumnya terasa kasar karena terdapat duri-duri lunak berukuran kecil (papilla) atau tonjolan-tonjolan besar yang merupakan modifikasi dari papilla.Â
Teripang pasir melakukan proses reproduksinya melalui cara pembuahan telur oleh sperma di kolom air. Namun pada beberapa jenis teripang lainnya, ada juga yang memiliki cara reproduksi secara fissiparous, yaitu proses perkembangbiakkan dari teripang dengan cara membelah diri (fission). Secara umum produksi sel telur teripang termasuk ke dalam intensitas yang tinggi.Â
Dalam satu kali pemijahan, satu individu betina dapat mengeluarkan hingga 2 juta sel telur berukuran mikro. Berat dari teripang pasir dewasa dapat mencapai 250 – 350 gram, dan bisa mencapai panjang 40 cm dengan mencapai berat basah sekitar 2 gram.Â
Sifat hidup dari teripang pasir tergolong ke dalam hewan bentik serta mempunyai pergerakan  yang tidak cepat sehingga menimbulkan risiko penangkapan yang tinggi. Tidak diperlukannya alat - alat yang kompleks dalam proses penangkapan teripang pasir pun menjadi faktor lainnya yang berkaitan dengan tingginya tingkat penangkapan teripang pasir.Â
Holothuria scabra memiliki banyak manfaat dan keuntungan dari hasil pengolahannya, yaitu terdapat kandungan protein yang tinggi sehingga teripang pasir banyak dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit, contohnya adalah diabetes. Kandungan gizi serta berbagai bahan bioaktif yang terkandung dalam teripang pasir dapat mengontrol glukosa darah sehingga dapat dijadikan sebagai obat untuk mengatasi penyakit diabetes mellitus.Â
Teripang pasir pun memiliki kandungan senyawa anti bakteri, yaitu holotoksin yang memiliki fungsi untuk menghambat aktivitas bakteri dan mengandung kolagen yang dapat membantu proses regenerasi kulit pada manusia.
Upaya konservasi pun perlu dilakukan mengingat pengambilan dari teripang pasir biasanya dalam jumlah yang banyak dan status konservasinya yang berada di dalam tingkatan terancam punah.Â
Tahapan budidaya konservasi dari teripang pasir dapat dimulai dari mempelajari mengenai populasi teripang pasir di alam, pemilihan lokasi penebaran, pemeliharaan serta optimalisasi pertumbuhan, penebaran teripang pasir usia muda di lokasi yang telah ditentukan, pemantauan setelah penebaran dan masuk ke dalam tahap evaluasi keberhasilan program konservasi secara menyeluruh. Pemeliharaan anakan dari teripang pasir pun dapat dilakukan di laboratorium.