Mohon tunggu...
M Fadli
M Fadli Mohon Tunggu... -

Jim Bulls, Jokam, Parkour, Straight Edge, Reporter, Reader, Writer, Prayer, Loner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

C Auguste Dupin, Tokoh Detektif Fiksi Pertama di Dunia Literasi

30 Desember 2014   19:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:10 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_387125" align="alignright" width="150" caption="Ilustrasi Dupin oleh Byam Shaw"][/caption]

Mungkin banyak yang mengira bahwa Sherlock Holmes adalah pionir tokoh detektif fiksi di dunia literasi. Tapi tahukah bahwasanya jauh sebelum Sherlock Holmes muncul, ada tokoh lain yang lebih dulu memulai dan menyandang predikat gentlemen detective?. Yup, tokoh detektif fiksi pertama di dunia literasi yang mengguncang dunia sastra pada eranya adalah C Auguste Dupin. Tokoh detektif ini merupakan rekaan sang penulis puisi dan cerita misteri beraliran gore, gothic dan macabre sekaligus kritikus sastra terkenal pada eranya, Edgar Allan Poe.

C Auguste Dupin muncul pertama kali dalam cerita pendek "The Murders in The Rue Morgue" yang diterbitkan di Graham's Magz pada tahun 1841. Melihat dari rentang waktunya, berarti C Auguste Dupin karya Poe telah lebih dulu memulai 46 tahun sebelum Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle muncul untuk pertama kalinya di tahun 1887 melalui kisah "A Study In Scarlet."

Kisah-kisah Dupin juga tidak dituturkan langsung oleh si tokoh utama, melainkan lewat sudut pandang sahabatnya yang tidak dijelaskan siapa namanya. Hal ini yang menginspirasi Sir Arthur Conan Doyle melalui Dr. Watson yang menadi narator kisah petualangan Sherlock Holmes. Apresiasi terhadap Dupin juga ditunjukkan oleh Sir Arthur Conan Doyle di bukunya "A Study In Scarlet". Meskipun di novel tersebut, Holmes terkesan menghina metode Dupin, namun sesungguhnya Sir Arthur Conan Doyle mengagumi tokoh tersebut, bahkan menjadikan sosok detektif berkebangsaan Perancis tersebut sebagai inspirasinya. "Menurutku Dupin adalah sosok inferior. Dia punya kemampuan analisi yang jenius, tak diragukan lagi, tapi tetap saja dia adalah sosok yang fenomenal, sama seperti Poe, untuk dibayangkan"

Saat kisah pendek "The Murders in The Rue Morgue" muncul, Poe langsung merebut perhatian pembaca dan para kritikus sastra. Sosok Dupin sebagai seorang detektif digambarkan oleh Poe sebagai sosok detektif beraliran "ratiocination" yang mengedepankan argumentasi, silogisme, yang pada akhirnya berkembang menjadi gaya "deduksi dan observasi" yang dikembangkan oleh penulis cerita detektif setelahnya. Dupin juga digambarkan memiliki punya kebiasaan "membaca pikiran" seperti yang terlihat di awal kisah "The Murders in The Rue Morgue". Di novel tersebut, Dupin terlihat sedang membaca pikiran sahabatnya dan mengerti apa yang dipikirkan oleh sahabatnya melalui gerak tubuh, pandangan mata, hembusan dan bahasa tubuh lainnya.

[caption id="attachment_387128" align="alignright" width="150" caption="Francois Vidocq"]

1419916685184023881
1419916685184023881
[/caption]

Bila Sherlock Holmes terinspirasi dari tokoh nyata Dr. Joseph Bell, maka C Auguste Dupin pun terinspirasi dari tokoh nyata Francois Vidocq, seorang mantan Kriminal Prancis yang kemudian mengabdikan diri kepada negara dan menjadi pendiri divisi detektif di Kepolisian Perancis.

Dalam menangani kasus, Dupin mengembangkan deduksi berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang menyeluruh sampai hal-hal terkecil. Dupin juga kerap berimajinasi seolah-olah dia adalah sang pelaku atau korban, dan membayangkan apa yang akan dilakukan dan dipikirkan sang pelaku. Hal tersebut bisa dilihat dari tiga kisahnya "The Murder in The Rue Morgue", "The Mystery of Marie Rogêt", dan "The Purloinned Letter".

Poe menggambarkan sosok Dupin, seorang berkebangsaan Perancis dan berasal dari keluarga kaya raya. Namun sayangnya, kekayaan keluarganya mengalami kebangkrutan. Dupin juga memiliki gelar kebangsawanan. Huruf "C" pada C Auguste Dupin berarti " Chevalier" atau Ksatria, gelar kebangsawanan Perancis yang menandakan kstaria dari Légion d'honneur. Dupin dan sahabatnya menempati sebuah rumah di kawasan Fabourg St Germain yang sepi terpencil di kawasan kota Paris. Dupin memiliki kebiasaan yang aneh, salah satunya adalah lebih terpikat pada suasana malam hari. Ia menghabiskan waktu untuk berjalan bersama rekannya di malam hari mengelilingi kota. Saat pagi tiba, ia menutup jendela dengan tirai dan menyalakan lilin sambil berdiam diri dan melakukan aktifitas dalam kegelapan.

[caption id="attachment_387134" align="alignright" width="150" caption="Dupin (duduk) dan rekannya (berdiri) sedang berbicara dengan polisi G"]

14199174392051704612
14199174392051704612
[/caption]

Kemampuan Dupin terbukti saat memecahkan pembunuhan ganda, ganda, seorang ibu Madame L’Espanye dan anak perempuannya Madamoiselle Camille L’Espanye di Rue Morgue (The Murder in The Rue Morgue). Pembunuhan ganda tersebut terjadi di ruang tertutup, jendela dipaku dari dalam, yang pada akhirnya ditemukan pegas di salah satu paku di jendela. Kalau pernah nonton film "The Raven" yang menceritakan tentang Edgar Allan Poe (John Cussack), adegan pembunuhan ruang tertutup ini ditunjukkan di awal film. Sang ibu ditemukan tewas dengan leher yang tersayat pisau cukur dan hampir putus, sedangkan putrinya ditemukan tewas terhimpit dalam cerobong asap. Kasus pembunuhan yang aneh tersebut berhasil dipecahkan oleh Dupin melalui observasinya yang cerdas. Hal tersebut juga terihat dalam kasus surat rahasia seorang wanita yang diambil paksa seorang pejabat negara dan disimpan dalam rumahnya (The Purloinned Letter). Para polisi yang diminta tolong sang wanita tidak berhasil menemukan dimana surat tersebut disembunyikan. Namun Dupin dengan sikap yang sederhana tanpa menimbulkan kepanikan telah menemukan surat tersebut dengan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun