Mohon tunggu...
Jilan Wuri Adhi
Jilan Wuri Adhi Mohon Tunggu... -

guru, yang sedang banting tulang merintis usaha sendiri. anda mau memberi pinjaman modal?ha ha ha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diperkosa? Ah Biasa Aja.....

6 Agustus 2011   10:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:02 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oprah, gadis berkulit hitam lahir di Missisippi tahun 1954 anak seorang
pembantu rumah tangga, mempunyai masa kecil yang suram. Ia sempat diperkosa ayah tirinya di usia 14 tahun dan mengandung, meski akhirnya si bayi meninggal sebelum dilahirkan.

Kini ia menjelma menjadi salah satu orang paling kaya di dunia. Kekayaannya tercatat 2,7 miliar dollar amerika.

andai saja ia orang indonesia, setelah terjadinya perkosaan itu, mampukah dia menjadi wanita terkaya di dunia? Saya rasa akan sulit.

Jika anda menjadi korban perkosaan di indonesia, maka tekanan mental yang anda hadapi akan sangat besar. Salah satu penyebabnya adalah stigma masyarakat yang menganggap bahwa korban perkosaan itu kotor, bahwa korban perkosaan itu ternoda. Coba saja anda lihat istilah yang dipakai dalam berita berita,kata dinodai, menodai sering muncul.

Di masyarakat kita juga berkembang anggapan bahwa jika anda diperkosa, maka masa depan anda hancur.

anggapan anggapan, serta stigma yang melekat pada korban perkosaan tersebut membuat korban perkosaan makin depresi dan akhrnya bnar benar percaya bahwa ia kotor, bahwa ia ternoda, bahwa masa dpanya hancur.

hasil akhirnya peristiwa perkosaan tersebut menggelayut, membebani si korban seumur hidupnya. Dan ia takan pernah sukses.

bisa tidakya keadaan ini di ubah? Bisa tidak ya para korban perkosaan ini justru menjadi wanita terkaya seperti yg terjadi pd oprah? Jawabnya:Bisa... Tapi tentu ada sesuatu yg harus dirubah....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun