Saya tak ingin mengulas gol demi gol bunuh diri lain yang membobol gawang kedaulatan bangsa ini. Jika tertarik, Anda bisa membacanya sendiri. Mulai dari silat lidah Kepolisian, Kejaksaan, hingga Kehakiman sehingga Joko Tjandra yang telah buron bertahun-tahun itu melenggang bebas lewat imigrasi. Membuat KTP baru di kelurahan Grogol, Jakarta. Mendaftarkan gugatan Peninjauan Kembali di Pengadilan Jakarta Selatan pada awal minggu kedua, bulan Juni lalu. Bahkan membuat paspor baru yang sempat dikirim ke kediamannya di Simpruk. Meski kemudian dia tak sempat menggunakan dan kembali melenggang di depan hidung Imigrasi tanpa diketahui menggunakan paspor apa.
Mengetahui semua itu, Mahfud MD, Menkopolhukam pada kabinet Joko Widodo hari ini, memang uring-uringan.
Saya tak mengerti. Peristiwa Joko Tjandra yang heboh di tengah kekacauan pemerintah menangani pandemi Covid-19 ini, berkisah tentang kecolongan yang disesalkan, drama konspirasi yang menjijikkan, atau sekedar bahan yang bisa jadi pergunjingan para buzzer mencari rezeki.
Satu hal yang semakin saya yakini. Jujur, baik, dan murah hati memang tak cukup untuk mengurus negara ini. Perlu kecerdasan, nekad, dan bersedia mempertaruhkan diri. Bahkan bila perlu, nyawa sekalipun.
Mardhani, Jilal -- 12 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H