Tentu saja tidak.
Angka kematian sebanyak itu, tentu mudah dilacak para kepala daerah di kawasan Jabodetabek dan -- jika benar -- semestinya telah menjadi berita yang menghebohkan saat ini.
Akan tetapi, mungkinkah jumlah kematian Covid-19 akan meningkat ke angka tersebut di kemudian hari, dari masyarakat yang tak saya kenal maupun mengenal saya?
Saya sungguh tak mengharapkannya. Tapi secara statistik, bukan tidak mungkin terjadi.
+++
Hal yang pasti, perbandingan tingkat kematian berdasarkan mereka yang saya kenal tersebut, menguatkan dugaan bahwa angka-angka statistik korban Covid-19 hari ini sebagai 'puncak gunung es' semata. Jika tes massal yang memungkinkan hasil 'true positive' sungguh-sungguh mampu kita lakukan, kemungkinan jumlah yang terpapar saat ini, berpuluh bahkan beratus kali lipat dari angka 1.285 yang tercatat sore tadi. Perkiraan tersebut didasari angka CFR (case fatality rate) yang terjadi di Indonesia.
Kita tentu berharap, angka CFR sebesar 8,87% hari ini, bukan yang sebenarnya. Tapi jika CFR Indonesia berada pada kisaran yang dialami China (4%), jumlah kasus dengan tingkat kematian seperti yang diperkirakan di atas, bisa mencapai kisaran 400 ribu orang.
Mungkinkah?
Begini,
Pada tanggal 14 Maret 2020 lalu -- 2 minggu sebelum hari ini -- jumlah kasus di seluruh dunia masih tercatat 145.686 dengan jumlah kematian mencapai 5.436 jiwa.
Per tanggal 28 Maret kemarin -- sesuai catatan yang disajikan worldometers/info -- jumlah kasusnya telah meningkat menjadi 4,5 kali lipatnya, atau 663.079 kasus.