Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19 di Indonesia, Statistik yang Meresahkan

30 Maret 2020   00:38 Diperbarui: 30 Maret 2020   00:48 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RIP Haposan Panjaitan, 29-3-2020, Jilal Mardhani

Dalam minggu yang berakhir hari ini, tepatnya sejak Rabu lalu, saya mendapat kabar 3 rekan yang saya kenal baik, dan juga mengenal saya secara pribadi, berpulang ke Rahmatullah terkait Covid-19.

Pertama, almarhum mas Amir Sambodo pada tanggal 24 Maret 2020. Kemudian, almarhum Ahmad Djuhara, Ketua IAI, pada tanggal 27 Maret 2020. Terakhir siang tadi, almarhum bang Haposan Panjaitan, tanggal 29 Maret 2020 ini.

Saya tak mengetahui persis, apakah mereka menjadi bagian dari daftar 114 korban meninggal dunia akibat infeksi virus-corona yang resmi dicantumkan pada website Kementerian Kesehatan

Begitu pula informasi yang disajikan portal Kawal Covid 2019 yang sebetulnya jauh lebih informatif. Di sana memang disampaikan informasi sebagian besar pasien yang sedang dirawat. Tapi kedalaman data yang disediakan tak memungkinkan kita untuk mengidentifikasi lebih jauh.

RIP Amir Sambodo, 24-3-2020, Jilal Mardhani
RIP Amir Sambodo, 24-3-2020, Jilal Mardhani
RIP Ahmad Djuhara, 27-3-2020, Jilal Mardhani
RIP Ahmad Djuhara, 27-3-2020, Jilal Mardhani
RIP Haposan Panjaitan, 29-3-2020, Jilal Mardhani
RIP Haposan Panjaitan, 29-3-2020, Jilal Mardhani
+++

Siang tadi, tentu saya terkejut ketika mendapatkan kabar almarhum Haposan Panjaitan meninggal dunia. Seperti terhadap kedua rekan lain yang mendahului sebelumnya -- mas Amir Sambodo maupun mas Ahmad Djuhara -- saya menuliskan sejumlah catatan untuk mengenang almarhum.

Setelah selesai dan mempublikasikannya di media sosial pribadi, baru saya sadari jika dalam waktu kurang dari sepekan ini, telah 3 teman yang saya kenal dan mengenal saya, semestinya masuk dalam daftar korban yang meninggal dunia Covid-19 di Indonesia.

Siang tadi, data statistiknya belum diperbaharu. Masih tercatat sebayak 103 orang yang meninggal dunia. Malam ini, jumlahnya menjadi 114. Artinya, jika 3 rekan saya tersebut termasuk di dalam catatan resmi itu, sebanyak 2,63% (3/114) korban meninggal dunia Covid-19 di Indonesia kebetulan saya kenal.

Tapi persentasi kebetulan itu sungguh mengusik. Sebab, jika dilakukan ekstrapolasi sederhana terhadap jumlah penduduk Indonesia, seolah 7.129.036 orang diantaranya, saya kenal sekaligus mengenal saya pribadi. Angka tersebut diperoleh dari 2,63% dikalikan 271.066.000 jiwa penduduk Indonesia yang diproyeksikan pada tahun 2020 ini.

Tentu mustahil jika saya mengenal dan dikenal oleh 7.129.036 penduduk Indonesia. Bahkan mengenal 5 ribu orang saja -- mulai dari sanak keluarga, teman-teman sejak kecil hingga kolega hari ini -- rasanya tak mungkin.

Itulah sebabnya, jumlah pertemanan (friends) pada setiap akun di media sosial facebook, dibatasi maksimal hanya 5 ribu. Hampir dapat dipastikan, seseorang yang memiliki 5.000 teman di facebook, kemungkinan besar tak mengenal seluruhnya secara personal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun