Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kapitalisme Negara dan "Nominee" Pemegang Saham

13 September 2018   11:50 Diperbarui: 13 September 2018   12:46 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capitalism, Foundation for Economic Education|https://steemit.com

Sangat patut dikhawatirkan jika "kapitalisme negara" tersebut juga merambah pada usaha-usaha yang tidak memiliki nilai strategis dan telah menjadi domain persaingan pasar sempurna. Seperti perusahaan-perusahaan konstruksi, perhotelan, perumahan, pusat perbelanjaan, dan seterusnya.

Selain pada usaha-usaha strategis yang sungguh-sungguh berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas, Pemerintah yang mewakili negara seyogyanya berperan untuk menggairahkan perkembangan usaha dan persaingan yang sehat berlangsung di tengah masyarakat.

Kapitalisme Negara di tengah Indonesia yang semerawut ini, justru menjadi "pelumas" utama yang menggairahkan persaingan politik untuk saling memperebutkan kekuasaan secara semakin jorok dan tak beradab. Sebab, menduduki kekuasaan berarti membuka akses terhadap "nominee" pemegang saham pada badan-badan usaha milik Negara. Sementara kepiawaian dalam tata kelola pemerintahan demi kepentingan seluruh bangsa dan Negara --- yang selama ini terbengkalai hingga dirasuki budaya korupsi, kolusi, nepotisme yang akut --- tak kunjung terbenahi. 

Termasuk memastikan usaha-usaha strategis yang dimiliki dan dikuasai Negara betul-betul difungsikan dan berprilaku untuk kepentingan seluruh masyarakat luas, dari Sabang hingga Marauke, dari Miangas hingga Rote.

Bagaimanapun Joko Widodo tak selamanya menjadi Presiden Republik Indonesia.

Jilal Mardhani, 13 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun