Memang faktanya ---
perkerabatan, persahabatan, tingkat pendidikan, kedudukan sosial, kemampuan ekonomi, hingga profesi
--- tak menjadi latar yang cukup untuk menyamakan pandangan maupun pemahaman kita tentang keimanan yang dipermasalahkan itu.
Saya bisa menuding : mereka ingin melakukan 'pemurnian' golongan dan menyingkirkan yang tidak sejalan!
Tapi, saya ingin merayakan keberagaman!
Meski seorang diri, saya tetap memiliki hak konstitusional tanpa kewajiban untuk sama dan sebangun dengan yang lain.
Apakah memang harus menunggu lebaran kuda agar kesepakatan untuk tidak sepakat itu sungguh-sungguh mewujud?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H