Mohon tunggu...
Sofyan Abu
Sofyan Abu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pidie / Pidie Jaya

Saya lulusan S1 Manajemen Pemasaran Di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang dan sekarang saya bekerja di Bagian Humas Dan Protokol Setdakab Pidie Jaya

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kue Bhoi dan Keukarah, Kuliner Tradisional Zaman Sultan hingga Milenial yang Ada di Teupin Raya

24 Oktober 2020   00:27 Diperbarui: 27 Oktober 2020   22:17 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aceh dikenal dengan wilayah kaya akan hasil rempah-rempahan dan memiliki keunikan tersendiri dalam menyajikan setiap menu masakan. Zaman sekarang orang-orang lebih sering menyebutnya dengan kata kuliner.

Setiap daerah pun memiliki makanan khas yang menggugah selera dengan keunikannya masing-masing. Hanya dari masakan saja kita bisa menggambarkan apa yang terjadi di daerah tersebut.

Kali ini saya mencoba memperkenal ke publik salah dua kuliner khas daerah yang sangat melegenda, yaitu kue bhoi dan keukarah. Hingga sekarang pun proses produksinya masih dilakukan secara tradisional.

Kue bhoi bisa kita sebut sebagai penganan kalangan ningrat termasuk keluarga Sultan Iskandar Muda. Kue ini disajikan kepada tamu istimewa yang datang berkunjung atau saat perhelatan adat khususnya di Nanggroe Atjeh Darussalam.

Jangan bayangkan bolu atau cake zaman sekarang ya, pastinya jauh sekali perbedaannya, mulai dari segi bentuk dan teksturnya. Namun untuk rasa, kue khas Aceh sejenis bolu ini tak kalah lezatnya.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)

Sayangnya, belum ada seluk-beluk dan asal muasal nama "bhoi" disematkan untuk kue yang selalu dicetak dengan berbagai bentuk unik ini.

"Bhoi ini merupakan sejenis kue bolu seperti zaman milenial sekarang. Hanya saja kue ini diolah menggunakan bahan seperti tepung beras dan telur yang teksturnya sedikit lebih kasar dan berderai di mulut saat kita konsumsi,". jelas Syaribanun, perempuan dan juga pemilik usaha rumahan kue bhoi dan keukarah di Gampong Sukon Mesjid, Kecamatan Glumpang Tiga, Kabupaten Pidie.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)

Syaribanun menjelaskan, selain pembuatannya yang masih dengan peralatan seadanya bahkan jauh dari penggunaan alat teknologi zaman sekarang, pergantian bahan baku pembuatan kue bhoi ini karena mudah mendapatkan beras yang jadi bahan baku utama. Bahan baku lainnya yaitu telur.

Ia juga mengatakan komoditas utama masyarakat Gampong Sukon Mesjid ini lebih didominasi mata pencahariannya dengan bertani. Hampir 80 persen wilayah ini adalah sawah. Setiap hari masyarakatnya memiliki kesibukan pergi ke sawah.

Selain kue bhoi, juga terdapat menu lain yang tak kalah seru untuk kita bahas yaitu keukarah. Kue keukarah merupakan menu jajanan kuliner favorit saya sejak kecil hingga sekarang.

Meski keukarah ini tergolong sangat mudah dalam pembuatannya, tapi jika dilihat secara detail proses produksinya dibutuhkan skill dan kecepatan. Betapa tidak, adonan yang tidak jauh beda dari adonan kue bhoi tadi harus benar-benar lihai saat akan diproduksi.

Adonan dimasukkan ke dalam tempurung yang sudah dimodif bentuk sesuai keperluan, lalu dimasukkan ke minyak yang sudah dipanaskan terlebih dahulu dalam sebuah wajan berukuran sedang. Kemudian tidak dalam waktu lama harus segera diangkat dan digulung dengan berbagai bentuk dan keunikannya.

Kue keukarah saat proses produksi (dokpri)
Kue keukarah saat proses produksi (dokpri)

Berbicara tentang rasa, kue keukarah juga tidak kalah dengan kue bhoi. Panganan ini terbuat dari campuran tepung, santan, dan berbentuk lembing berukuran satu telapak tangan orang dewasa.

Dengan kata lain kue keukarah ini adalah salah satu jajanan Aceh yang mirip dengan serabut atau sarang burung dengan cita rasa yang sangat renyah, manis, garing, dan rapuh.

Itulah sekilas dan sepintas lalu tentang kuliner zaman sultan hingga milenial yang ada di Gampong Sukon Mesjid, Kecamatan Glumpang Tiga, Kabupaten Pidie.

Tertarik ingin mencicipi langsung dari tempat produksinya? Anda bisa menemukan beberapa tempat, termasuk salah satunya di Jl. Banda Aceh - Medan KM 139, sekitaran Masjid Teupin Raya, Kab. Pidie.

Liputan: Sofyan Abubakar Syamaun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun