Ia juga mengatakan komoditas utama masyarakat Gampong Sukon Mesjid ini lebih didominasi mata pencahariannya dengan bertani. Hampir 80 persen wilayah ini adalah sawah. Setiap hari masyarakatnya memiliki kesibukan pergi ke sawah.
Selain kue bhoi, juga terdapat menu lain yang tak kalah seru untuk kita bahas yaitu keukarah. Kue keukarah merupakan menu jajanan kuliner favorit saya sejak kecil hingga sekarang.
Meski keukarah ini tergolong sangat mudah dalam pembuatannya, tapi jika dilihat secara detail proses produksinya dibutuhkan skill dan kecepatan. Betapa tidak, adonan yang tidak jauh beda dari adonan kue bhoi tadi harus benar-benar lihai saat akan diproduksi.
Adonan dimasukkan ke dalam tempurung yang sudah dimodif bentuk sesuai keperluan, lalu dimasukkan ke minyak yang sudah dipanaskan terlebih dahulu dalam sebuah wajan berukuran sedang. Kemudian tidak dalam waktu lama harus segera diangkat dan digulung dengan berbagai bentuk dan keunikannya.
Berbicara tentang rasa, kue keukarah juga tidak kalah dengan kue bhoi. Panganan ini terbuat dari campuran tepung, santan, dan berbentuk lembing berukuran satu telapak tangan orang dewasa.
Dengan kata lain kue keukarah ini adalah salah satu jajanan Aceh yang mirip dengan serabut atau sarang burung dengan cita rasa yang sangat renyah, manis, garing, dan rapuh.
Itulah sekilas dan sepintas lalu tentang kuliner zaman sultan hingga milenial yang ada di Gampong Sukon Mesjid, Kecamatan Glumpang Tiga, Kabupaten Pidie.
Tertarik ingin mencicipi langsung dari tempat produksinya? Anda bisa menemukan beberapa tempat, termasuk salah satunya di Jl. Banda Aceh - Medan KM 139, sekitaran Masjid Teupin Raya, Kab. Pidie.
Liputan: Sofyan Abubakar Syamaun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H