Mohon tunggu...
jihan yasirnur
jihan yasirnur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Travelling

Mahasiswa yang hobinya jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Meneliti Keindahan dan Keunikan Kampung Adat Todo

8 Juni 2021   23:45 Diperbarui: 9 Juni 2021   00:39 3126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Adat Todo:Sumber Pribadi

Alhasil raja Todo yang kala itu mengetahui keberadaan wanita sakti tersebut dekat dengan kerajaannya, ia pun terjun langsung untuk mencarinya. Di kala masyarakat terlelap, Raja Todo berniat untuk menyudahi persaingan konflik tiga kerajaan yang memperebutkan wanita itu, alhasil dibunuhlah si wanita cantik nan sakti tadi dengan cara tertentu. Sejak saat itu Todo memproklamirkan sebagai penguasa Manggarai sekaligus pemersatu kerajaan-kerajaan di sana. Menurut keterangan leluhurnya, setelah tersiar kabar wanita yang diperebutkan itu mati di tangan Raja Todo, ketiga kerajaan tersebut sepakat untuk tidak lagi konflik. 

Peperangan yang sudah diprediksi akan terjadi pun tidak terwujud, dengan hasil daratan Manggarai dikembalikan ke Raja Todo. Sambil mendengar penjelasan Pak Dandi mengenai alat gendang tersebut, secara tidak sengaja mata saya dialihkan dengan bentuk dapur yang sangat unik. Jika pada umumnya dapur ditaruh dibawah namun berbeda dengan yang lain, dapur ini digantung. Sangat mencengangkan melihat bagaimana cara memasak masyarakat adat Todo pada jaman dahulu.

Puas melihat isi dalam rumah adat, saya diajak oleh Pak Dandi untuk keluar dari rumah adat. Namun, sebelum berjalan keluar rumah adat kita diharuskan memberikan sumbangan kepada para leluhur seikhlasnya. Pemberian uang ini dimaksudkan sebagai salah satu cara menghormati para leluhur yang telah tiada dan sebagai sarana doa. 

Doa tersebut akan disampaikan oleh para leluhur kepada Tuhan sehingga doanya akan mudah didengar dan terwujud. Setelah itu, saya melangkahkan kaki keluar dari rumah adat. Setelah keluar, Pak Dandi mempersilahkan saya  untuk berfoto-foto sepuasnya di Kampung Adat Todo ini. Sebelumnya, pada awal saat memasuki Kampung Adat Todo, saya diberitahu untuk tidak mengambil foto selama Pak Dandi sedang memberikan penjelasan mengenai sejarah dan filosofi Kampung Adat Todo. Hal ini bertujuan sebagai salah satu sikap untuk menghormati leluhur dan sekaligus bentuk pernghormatan kepada para Tour Guide yang sedang menjelaskan sejarah dan filosofi kampung adat todo.

Setelah puas berfoto-foto, saya melihat gerombolan anak kecil dan memutuskan untuk menghampiri mereka. Saya mengajak mereka berkenalan. Sambil tersenyum, saya menanyakan nama dan umur mereka. Namun, ternyata sebagian besar anak-anak kecil tersebut tidak paham Bahasa Indonesia. Mereka kebanyakan berbicara dengan bahasa Manggarai asli. Sedikit membingunkan tetapi melihat senyum manis anak-anak kecil tersebut membuat rasa lelah saya tergantikan. Dengan sangat berat hati, saya diharuskan untuk segera pergi dari Kampung Adat Todo dikarenakan cuaca yang tidak mendukung.

Sumber : 

Adhie. 2018. Pegipegi Diakses pada tanggal 30 Mei 2021 pukul 15.35

Artanegara. 2020 .Kemdikbud. Diakses pada tanggal 30 Mei 2021 pukul 15.33.

Kompas. 2018. Kompas Travel. Diakses pada tanggal 30 Mei 2021 pukul 15.36.

Rachmad. 2019. Traveling Yuk.  Diakses pada tanggal 30 Mei 2021 pukul 15.37.

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun