Banyak orang yang bingung mencari pasangan hidup mereka, padahal jelas-jelas pasangan hidup mereka adalah kematian, ups bukan ya, itu mah lawan hidup namanya.
Yup, pasangan hidup adalah seseorang yang nantinya akan selalu mendampingi kita kemana pun kita pergi, di rumah, di sekolah, di mana-mana hatiku senang…kok malah nyanyi.
Kalau dibilang mendampingi setiap saat sepertinya tidak juga karena menurut hasil analisa saya melalui proyek mini riset yang pernah saya lakukan di sebuah rumah tangga pasutri, terlihat bahwa mereka jarang bertemu malah sering berpisah. Contoh, saat suami ke kantor sang istri pergi ke salon. Saat si istri di dapur, suami bersih-bersih halaman.Saat suami memperbaiki genteng, si istri menonton program telenovela di bawah. Saat suami tidur, si istri ngerumpi di rumah tetangga. Dengan kata lain mereka justru selalu bertolak belakang. Dan mereka bersatu hanya jika keduanya berada di kamar, yang biasanya, tujuh setengah menit lebih tiga detik setelah persemedian mereka di dalam kamar itu, akan terdengar suara-suara aneh yang membuat saya seketika bergidik karena mendengar suara itu. Ehem…. ehem… yang sudah menikah pasti sudah tahu kan suara apa itu? karena suara itu mungkin sering terdengar syahdu dari dalam kamar Anda sendiri. Saya sering menajamkan telinga dari kamar pribadi saya di rumah itu (kamar pembantu, baca:gudang), agar saya tidak perlu nguping lewat lubang kunci kamar mereka (kurang kerjaan amat!).
Awalnya terdengar suara cermin pecah dan barang-barang dilemparkan ke lantai. Terakhir, terdengarlah suara isak tangis perempuan. Ini ternyata berkolerasi positif terhadap kepergian sang istri ke mall terjauh dari rumahnya setiap tiga kali seminggu hanya untuk membeli peralatan kosmetik termasuk cermin…haha (abis, tiap hari pecah sih).
Setelah saya konsultasikan dengan dosen pembimbing saya, katanya saya salah ambil sampel. Kebetulan saya adalah seorang assistant rumah tangga sekaligus mahasiswa jurusan Psikologi Pasutri, konsentrasi Keharmonisan Rumah Tangga, Fakultas ILmu Percintaan dan Studi Pergaulan, Universitas Pengangguran Indonesia.
Nah, agar para istri tidak teraniaya seperti kasus di atas, maka usahakan agar tepat memilih pasangan hidup, jangan pernah membeli kucing dalam karung. (Ingat, yang Anda cari adalah pasangan hidup bukan ‘kucing’ kecuali jika Anda sedang mencari ‘kucing hidup’). Ada rumus S2B2M tentang hal- hal yang perlu dipertimbangkan agar tidak salah pilih pasangan, yaitu:
1.Pilihlah pasangan yang SEIMAN (ini bukan SARA tapi ini masalah keyakinan, saya serius!). Kalau bisa yang seumuran juga karena kebanyakan pasangan yang seumuran memiliki tingkat kebodohan yang sama sehingga susah untuk saling menyalahkan karena tidak akan ada yang merasa sok pintar antara satu sama lain…(wong sama-sama bodo hehe)
2.Pilihlah pasangan hidup yang BERKEPRIBADIAN, minimal punya kendaraan pribadi. Kalau bisa rumah pribadi supaya tidak usah mikirin rumah setelah menikah (jurus matre tahap satu)
3.Pilihlah pasangan hidup yang BERTANGGUNG JAWAB. Dalam hal ini, bertanggung jawab membayar seluruh tagihan di rumah Anda, bertanggung jawab mengantarkan Anda ke tempat kerja atau mengangkat barang-barang belanjaan Anda( mau cari pasangan hidup atau cari assistant ya?)
4.Pilihlah pasangan hidup yang MANDIRI. Dalam hal ini, bersedia masak sendiri atau cuci baju sendiri. Tujuannya sangat mulia yakni untuk meringankan beban istri yang pada akhirnya bermuara pada kebahagiaan si istri juga (ini serius, tidak bercanda!)
5.Pilihlah pasangan yang MEMENUHI 4 KRITERIA DI ATAS.
Demikian hal-hal yang bisa saya ulik mengenai pasangan hidup. Mudah-mudahan lancar memilih pasangan-pasangan hidup (berapa pun boleh, asal jangan lebih dari satu). Salam Supel!.Bye-bye!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H