Beredar kabar bahwa sekolah tatap muka akan kembali dilaksanakan pada Januari 2021. Menteri Pendidikan dan Kebudyaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah mengumumkan diperbolehkannya kegiatan belajar tatap muka untuk kembali digelar. Hal ini disampaikan Nadiem dalam konferensi pers secara daring, Jumat (20/11/2020).
Menurut Nadiem, kebijakan ini didasarkan pada putusan empat menteri yaitu Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri.
Berita ini tentu membawa angin segar bagi para siswa yang sudah jenuh belajar online dengan segala keterbatasan dan kesulitan yang dialami pun dengan orang tua yang kewalahan mengawasi kegiatan belajar anaknya karena kesulitan mengimbangi teknologi yang digunakan. Akan tetapi, terdapat pula ancaman yang menyertai sekolah tatap muka jika kembali diberlakukan.
Seperti yang kita ketahui, kasus Covid-19 masih terus meningkat khususnya pada wilayah padat penduduk seperti pulau Jawa. Misalnya saja, dari 6.120 kasus baru di 34 provinsi di Indonesia, yang tertinggi adalah Jawa Barat sebanyak 1.256 kasus, disusul DKI Jakarta sebanyak 1.117 kasus, diikuti Jawa Tengah dengan 764 kasus, Jawa Timur dengan 735 kasus, dan Kalimantan Timur dengan 393 kasus. Melihat data tersebut, apakah benar kita sudah siap belajar sambil memerangi Covid-19? Khususnya pada anak-anak yang masih tergolong terlalu muda untuk mengurus dirinya sendiri?
Meski keputusan sekolah tatap muka pada tahun ajaran baru ini belum final karena harus disetujui oleh pemda, kepala sekolah dan orang tua yaitu komite sekolah, ada baiknya orangtua mempersiapkan anaknya dengan alat-alat dan pengetahuan perlindungan diri dari COVID-19. Apa saja yang harus orangtua persiapkan agar anak beradaptasi dengan kebiasaan baru?
- Mengingatkan anak untuk menggunakan masker dimanapun dan membekalinya dengan masker cadangan dan menggunakan  face shield untuk menghindari droplets serta menghindari tangan menyentuh area wajah.
Saat bersosialisasi, anak kecil dan remaja biasanya akan sulit menahan diri dan cenderung lupa akan protokol kesehatan yang berlaku. Oleh karena itu, peran orangtua dalam mengingatkan anak untuk tetap menjaga diri dengan menggunakan masker sangatlah penting. Jangan lupa juga untuk membekali anak dengan satu hingga dua masker cadangan.
Adapula masker yang disarankan pemerintah adalah masker bedah dan N-95. Akan tetapi, masker kain juga disinyalir bisa menghalau virus sebanyak 70%. Berikanlah anak masker yang nyaman digunakan saat belajar. Selain itu, ada baiknya juga menggunakan face shield sehingga anak tidak menyentuh area mata, hidung, dan mulut saat berada di sekolah.
- Mengingatkan untuk senantiasa menjaga jarak minimal satu meter.
Senantiasa menjaga jarak adalah kebiasaan yang wajib diterapkan di era new normal ini. Ingatkanlah anak untuk selalu menjaga jarak minimal satu meter saat berada di luar rumah. Biasakan juga saling mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan dengan teman, jangan sampai anak ragu untuk mengucapkan "maaf, kamu terlalu dekat." Saat berinteraksi dengan temannya di sekolah.
- Membekali anak dengan hand sanitizer dan persiapkan starter pack untuk sekolah.
Jangan lupa untuk membekali anak dengan hand sanitizer. Sekolah mungkin memang sudah memfasilitasi dengan pengadaan tempat cuci tangan dan sabun, namun ada baiknya untuk tetap membawa hand sanitizer untuk keadaan darurat. Siapkan juga starter pack seperti alat makan pribadi, botol minum, alat shalat, sehingga anak tidak perlu meminjam atau menggunakan barang milik umum.
- Menyiapkan disinfektan dan tempat pakaian kotor
Pada masa pandemi, ada baiknya jika seragam anak diganti lebih sering dari biasanya. Siapkan tempat pakaian kotor tersendiri dan disinfektan untuk menyemprot pakaian dan perlengkapan sekolah anak begitu anak pulang ke rumah. Ingatkan anak untuk mencuci tangan dan kaki serta langsung mengganti baju begitu sampai di rumah.
Langkah penanggulangan ini diharapkan dapat membunuh virus COVID-19 yang mungkin saja menempel di barang anak tanpa disadari. Anda bisa mendapatkan cairan disinfektan di apotik atau membuat cairan disinfektan sendiri. Anjuran WHO untuk cairan disinfektan buatan sendiri adalah adalah gunakan bahan aktif pemutih pakaian dengan konsentrasi 0,05% atau 1 : 100 ( 1 cairan disinfektan : 100 bagian air).
- Istirahat yang cukup dan makan makanan yang begizi.
Ingatlah bahwa COVID-19 bereaksi lebih cepat pada orang dengan imunitas lemah. Maka, akan sangat baik bagi tubuh anak jika anak mendapatkan istirahat yang cukup dan gizi yang seimbang. Juga, jangan lewatkan olahraga ringan 10 hingga 15 menit setiap harinya. Orangtua bisa menemani anak dan berolahraga bersama sembari mengedukasi anak tentang pencegahan COVID-19 saat bersekolah.
Keputusan sekolah tatap muka ini tentu masih menimbulkan banyak pro-kontra khususnya di kalangan orangtua yang memiliki anak yang bersekolah di jenjang PAUD dan SD. Kebiasaan interaksi anak yang akan sulit dikontrol tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orangtua.Â
Akan tetapi, kita tetap harus siap saat kebijakan tersebut diberlakukan. Tetap semangat dan lindungi diri dari Corona. Apapun kebijakan yang diterapkan, kita akan bisa melaluinya jika mematuhi protokol kesehatan dengan benar. Semoga kita semua terhindar dari COVID-19 dan pandemi segera berakhir. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H