Mohon tunggu...
Bacahan
Bacahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Pembaca

Seorang pembaca yang ingin lebih banyak membaca.

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Novel Hati Suhita Karya Khilma Anis

25 Desember 2023   21:52 Diperbarui: 25 Desember 2023   21:54 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

REVIEW HATI SUHITA KARYA KHILMA ANIS

Identitas Buku

Judul               : Hati Suhita

Penulis            : Khilma Anis

Penerbit           : Telaga Aksara

Tahun Terbit   : 2019

Halaman          : 405

Review

            Beberapa bulan lalu sudah ramai filmya, adakah yang sudah baca novelnya?

            Jauh hari sebelum filmya ada, aku udah tahu novel ini sebenarnya karena waktu itu kebetulan sang penulis, yaitu Ning Khilma Anis diundang jadi pembicara seminar di kampusku. Dan, beliau sempat membicarakan tentang novel ini. Lalu, beberapa bulan kemudian, ada berita kalau novel ini difilmkan. Jadilah makin penasaran aku. Namun, belum sempat kebeli karena wishlist dan TBR yang masih numpuk. Terus, ada salah satu teman yang cerita kalau dia baru beli dan baca Hati Suhita. Akhirnya, aku pinjam lah itu. Rencananya mau baca sebelum filmnya tayang, tapi nggak kebaca juga karena reading slump parah habis ngerjain tugas akhir. Sampai keduluan nonton filmnya hehe. Singkat cerita, beberapa hari lalu, aku mulai penasaran sama novel ini. Kalau kata temenku yang minjemin novel, dia lebih suka novel daripada filmnya. So, nggak mau percaya omongan itu, akhirnya aku buktikan sendiri dengan langsung baca.

             Berlatar pesantren membuat novel ini unik dan menarik menurutku. Karena, jujur aja, aku belum pernah baca novel berlatar pesantren sebelumnya. Dan, ya, ini jadi pengalaman baca yang baru. Cerita dipaparkan menggunakan sudut pandang orang pertama. Dari sudut pandang Suhita? Tidak. Tidak hanya Suhita, melainkan juga dari beberapa tokoh sentral lainnya. Mulai dari Gus Biru, Kang Dharma, Rengganis, sampai Aruna. Semua berkesempatan memaparkan pemikiran dan penilaian mereka tentang masalah yang ada. Hal ini sangat menarik, karena pembaca jadi tahu sudut mereka semua tentang masalah yang ada. Penulis tidak menggiring pembaca untuk memihak salah satu tokoh dan membenci lainnya. Bahkan, kalau aku bilang, dalam novel ini tidak ada tokoh antagonisnya. Semuanya benar dengan pemikiran masing-masing. Bahkan untuk Rengganis yang tersakiti pun dia tetap baik. Nah, ini nih yang aku suka. Di samping Suhita, sang tokoh utama, aku suka banget sama Rengganis. Dia adalah penggambaran seorang perempuan yang pandai, berbakat, mandiri, ceria, kuat, dan berpendirian. Rengganis adalah sosok perempuan yang hampir sempurna. Namun, akhirnya dia harus tersakiti dan kalah dengan takdir. Meskipun begitu, Rengganis tetap baik dan pengertian. Ahhh, semakin suka sama Rengganis huhu. Kalau pada novel-novel bertema serupa, tokoh semacam Rengganis ini akan jahat, egois, dan seenaknya sendiri, maka berbeda jauh dengan Rengganis yang amat sangat legowo. Padahal, dia tahu kalau dia masih punya hati Biru.

            Hal menarik lainnya yang aku temukan dalam novel ini adalah kisah pewayangan di dalamnya. Jadi, Ning Khilma Anis menyelipkan beberapa nasihat dalam kisah pewayangan. Aku yang memang sangat menyukai hal-hal seperti itu amat sangat menikmatinya saat membaca. Seperti dapat berbagai cerita dalam satu buku wkwk.

            Beberapa penjabaran juga detail, terutama untuk latar tempat. Enaknya, kita bisa benar-benar bayangin tempatnya, tapi kadang itu terlalu mendetail. Mungkin, lebih baik kalau dibuat sewajarnya aja sih.

            Karena punya beberapa sudut pandang. Jadi, seharusnya saat peralihan dari sudut pandang tokoh satu dengan lainnya diberi keterangan. Sayangnya, di novel ini tidak. Awalnya, aku sempat bingung waktu baca dan loh kok beda tokoh. Eh, ternyata sudut pandangnya udah berubah ke tokoh lain. Terus, novel ini berlatar di Jawa Timur. Banyak percakapan menggunakan bahasa Jawa di dalamnya. Sayangnya lagi, arti kata-katanya ditaruh di glosarium yang ada di bagian paling belakang buku. Padahal, lebih baik ditaruh di catatan kaki aja untuk mempermudah pembaca biar nggak perlu bolak-balik halaman.

            Itu sih, review dari aku setelah baca novel ini.

            Lalu, apakah sama persis dengan filmnya? Tentu tidak. Ada beberapa perbedaan, seperti karakter tokoh, alur, hingga latar.

            Lebih suka film atau novelnya? Suka dua-duanya, tetapi aku pribadi lebih suka novel karena bisa bayangin sendiri hehe.

            So, buat kalian yang udah nonton atau mungkin masih belum nonton filmnya, dan pingin bacaan bertema romance, bisa dicoba baca Hati Suhita.

            Rating : 3.5/5

            Sampai jumpa di review dan tulisan berikutnya. Terima kasih sudah membaca!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun