Mohon tunggu...
Bacahan
Bacahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Pembaca

Seorang pembaca yang ingin lebih banyak membaca.

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku "Am I There Yet?" Karya Mari Andrew

8 Maret 2023   10:27 Diperbarui: 8 Maret 2023   10:39 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas Buku

Judul                              : Am I There Yet?: Perjalanan Berbatu dan Penuh Liku Menuju Dunia Orang Dewasa

Penulis                         : Mari Andrew

Penerjemah               : Pratiwi Utami

Penerbit                      : Bentang Belia (Bentang Pustaka)

Tahun Terbit            : Cetakan kedua, 2018

Jumlah Halaman    : 188 halaman

Dewasa. Apa yang muncul di kepala waktu baca atau denger kata itu? Tanggung jawab bertambah, harus cari kerja, hidup mandiri, dan lain-lain. "Jadi orang dewasa itu susah", kayaknya kita sering banget yaa denger omongan kayak gitu dan waktu ngalamin sendiri emang susah sihh. Nahh, kali ini aku akan mengulas buku nonfiksi yang berjudul Am I There Yet: Perjalanan Berbatu dan Penuh Liku Menuju Dunia Orang Dewasa karya Mari Andrew. Buku ini nggak berisi tips atau kiat saat kita memasuki dewasa, ya, melainkan catatan penulis tentang perjalanannya menuju dunia orang dewasa. Ada delapan bab, di setiap babnya penulis memaparkan kisahnya saat memasuki usia dewasa, mulai dari karier, percintaan, kehilangan, mencari jati diri, hingga menemukannya.

Dalam buku ini, kita juga akan disuguhkan pengalaman -- pengalaman menarik dan penuh pelajaran saat penulis menjelajahi beberapa negara. Dari beberapa cerita, ada satu cerita yang membuat aku terkesan, yakni waktu penulis traveling ke Granada, Spanyol. Waktu itu penulis udah memikirkan berbagai kegiatan yang akan ia lakukan di kota tersebut, tapi ternyata takdir berkata lain, penulis malah mengalami suatu musibah yang membuat semua agendanya batal. Setelah kejadian itu, penulis merenung tentang berbagai hal, seperti pilihan, identitas, rasa syukur, dan keberlimpahan. Nahh, renungan-renungannya itu yang buat aku tertarik.

Narasi dalam buku ini dipaparkan dengan gaya yang lugas, mudah dipahami, dan terasa menyenangkan. Karena buku ini adalah catatan penulis jadi kita juga akan tau tentang pikiran - pikirannya yang nggak jarang itu sama dengan apa yang biasanya kita pikirkan, contohnya waktu penulis overthinking tentang hidupnya dan lain-lain. Jadi, waktu baca rasanya relate banget, kayak "oh, ternyata juga ada orang yang berpikir gini," kadang, kita jadi lebih tenang waktu tau kalau di luar sana juga ada orang yang mengalami atau memikirkan hal yang sama kayak kita, ya kan? Selain narasi, kita juga akan menemukan banyak sekali ilustrasi dalam buku ini. Yaa, karena penulisnya sendiri adalah seorang ilustrator. Malah, sepertinya lebih banyak ilustrasi daripada narasi. Tapi, ilustrasinya itu lucu-lucu bangettt dan membuat membaca jadi menyenangkan.

Aku kasih rating 4/5 untuk Am I There Yet?. Menurutku buku ini unik, menyenangkan, dan penuh inspirasi. Ada tiga hal menarik yang aku dapat dari buku ini. Pertama, nggak ada proses yang mudah, termasuk juga tumbuh menjadi orang dewasa. 

Kita pasti akan mengalami kebingungan demi kebingungan, kadang juga tersesat, kadang mengalami kekecewaan, dan hal sulit lainnya. Dan itu wajar, seperti kisah-kisah penulis yang menunjukkan bahwa semua orang akan mengalami hal serupa saat beranjak dewasa. Alih-alih menginginkan hasil yang cepat dan indah, kita justru harus lebih menikmati prosesnya. 

Kedua, jangan takut mencoba hal baru. Dari pengalaman penulis, kita bisa memetik pelajaran, yaitu betapa menyenangkannya mencoba hal baru atau berkunjung ke tempat-tempat baru. Mungkin, nggak sedikit dari kita yang lebih suka berada di zona nyaman dan melakukan rutinitas yang itu-itu aja. Padahal, sebenernya di luar sana banyak banget hal baru yang patut kita coba. Ketiga, jadi dewasa artinya mengenali diri kita seutuhnya. Setelah melalui berbagai proses, naik dan turun, kita akan sampai di tahap mengenali diri sendiri. Kita nggak hanya tau apa yang kita suka atau nggak, tapi juga sesuatu yang pas buat kita, mulai dari pekerjaan, pasangan, tempat tinggal, dan lainnya. Proses yang sudah kita lalui itu adalah pembelajaran untuk menjadi diri sendiri.

So, selamat membaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun